Waspada! 5 Jenis Makanan Pemicu Sakit Ginjal yang Jarang Diketahui, Nomor 4 Sering Dianggap Sehat
Ginjal-ilustrasi-
DISWAYKALTENG.ID - Penyakit ginjal menjadi salah satu ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit ginjal kini menduduki peringkat ke-10 penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dengan lebih dari 42 ribu kematian setiap tahun.
Sayangnya, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa pola makan harian bisa menjadi faktor utama penyebab kerusakan ginjal.
Padahal, menjaga kesehatan ginjal tidak hanya cukup dengan minum air putih, tetapi juga menghindari makanan pemicu sakit ginjal yang ternyata sering kita konsumsi tanpa sadar.
Berikut ini lima jenis makanan yang bisa jadi pemicu gangguan ginjal, terutama bagi mereka yang sudah memiliki indikasi penyakit ginjal kronis.
BACA JUGA:Waspada Stroke di Usia Muda: 5 Tanda Awal yang Sering Diabaikan, Bisa Terjadi di Bawah 35 Tahun!
1. Makanan Tinggi Sodium
Sodium adalah komponen utama dari garam, dan hampir semua makanan olahan mengandung zat ini.
Namun, konsumsi sodium berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan garam dari tubuh.
Menurut The National Kidney Foundation (NKF), batas konsumsi sodium yang aman adalah tidak lebih dari 2.300 mg per hari.
Untuk menjaga ginjal tetap sehat, hindarilah camilan kemasan, mi instan, dan makanan cepat saji yang biasanya tinggi garam dan pengawet.
Tips: Coba ganti bumbu instan dengan rempah alami seperti bawang putih, jahe, dan kunyit untuk menambah rasa tanpa membebani ginjal.
2. Makanan Tinggi Potasium
Potasium adalah mineral penting yang membantu mengatur detak jantung dan fungsi otot.
Namun, ginjal yang tidak sehat akan kesulitan menjaga keseimbangan kadar potasium dalam darah.
Orang sehat dianjurkan membatasi konsumsi potasium di bawah 2.000 mg per hari.
Makanan yang tinggi potasium antara lain cokelat, granola, kacang-kacangan, susu, yogurt, dan selai kacang.
Jika ginjal sudah mulai bermasalah, kadar potasium tinggi bisa menyebabkan gangguan irama jantung bahkan serangan jantung mendadak.
3. Makanan Tinggi Fosfor
Fosfor berfungsi membantu pembentukan tulang dan gigi. Tapi kalau kadarnya berlebihan, justru bisa menyebabkan kerusakan jaringan ginjal dan pengerasan pembuluh darah.
Kemenkes merekomendasikan agar konsumsi fosfor tidak melebihi 700 mg per hari.
Beberapa makanan tinggi fosfor antara lain:
-
Minuman bersoda, terutama jenis cola hitam
-
Bir dan minuman kemasan berkarbonasi
-
Permen cokelat dan karamel
-
Produk olahan susu seperti keju dan yogurt
-
Organ dalam sapi, sosis, dan makanan cepat saji
Catatan: Banyak orang tidak sadar bahwa fosfor juga ditambahkan secara kimiawi dalam makanan olahan untuk memperpanjang masa simpan.
4. Buah Tinggi Mineral
BACA JUGA:Ternyata Bukan Musuh! Ini 8 Manfaat Santan untuk Kesehatan, Rambut, dan Kulit yang Jarang Diketahui
Tidak semua buah aman bagi penderita atau calon penderita penyakit ginjal.
Beberapa jenis buah justru mengandung mineral tinggi seperti potasium yang bisa membebani kerja ginjal.
Misalnya:
-
Alpukat (975 mg potasium per 200 gram)
-
Pisang besar (487 mg potasium per buah)
-
Jeruk (441 mg potasium per 250 gram)
-
Buah kering seperti kismis, aprikot, dan plum
Jika dikonsumsi berlebihan, buah-buahan ini bisa meningkatkan kadar mineral dalam darah sehingga ginjal kesulitan menyeimbangkannya.
5. Sayuran Tertentu
Meski dikenal sehat, tidak semua sayur aman untuk ginjal.
Beberapa sayur seperti brokoli, bayam, tomat, kentang, dan jamur putih mengandung oksalat dan potasium tinggi yang dapat memicu penumpukan zat sisa di ginjal.
Untuk alternatif lebih aman, pilih sayuran seperti kubis, timun, atau labu siam yang lebih ringan diolah oleh tubuh.
Sayangi Ginjal dengan Pola Hidup Sehat
Menjaga kesehatan ginjal bukan hanya soal diet, tapi juga tentang gaya hidup secara keseluruhan.
Berikut beberapa langkah sederhana untuk melindungi ginjal dari kerusakan dini:
-
Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas per hari.
-
Hindari alkohol dan rokok, karena keduanya mempercepat kerusakan ginjal.
-
Kendalikan tekanan darah dan gula darah secara rutin.
-
Batasi konsumsi obat pereda nyeri tanpa resep dokter.
-
Rutin periksa fungsi ginjal setidaknya setahun sekali, terutama jika memiliki riwayat hipertensi atau diabetes.
Sumber: