Berbeda dengan Jabar, Disdik Kalteng Perbolehkan Wisuda dan Study Tour, Asal Tak Membebani Orangtua

Berbeda dengan Jabar, Disdik Kalteng Perbolehkan Wisuda dan Study Tour, Asal Tak Membebani Orangtua

Wisuda/ilustrasi-ilustrasi-

DISWAYKALTENG.ID - Pemerintah Kalimantan Tengah memilih mengambil langkah berbeda terkait kebijakan kegiatan wisuda dan study tour siswa sekolah seperti yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

Dinas Pendidikan (Disdik) Kalimantan Tengah menyatakan bahwa wisuda dan study tour masih diperbolehkan di sekolah-sekolah wilayah Kalteng, asal dilakukan dengan bijak dan tidak membebani orangtua siswa, terutama dari kalangan menengah ke bawah.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, menegaskan bahwa tidak ada larangan khusus terkait kegiatan wisuda dan study tour selama pelaksanaannya tetap dalam batas kewajaran.

“Di Kalteng, wisuda dan study tour boleh saja dilaksanakan, asal tidak terlalu mewah dan tidak membebani orangtua siswa. Di sini umumnya juga dilaksanakan secara sederhana,” kata Reza saat ditemui pada Rabu, 30 April 2025.

BACA JUGA:May Day 2025 di Palangka Raya: Massa Kecewa Gubernur Kalteng Tak Hadir, Rencana Aksi Lanjutan Menguat

Menurutnya, banyak sekolah di Kalimantan Tengah—khususnya sekolah negeri—sudah melaksanakan kegiatan tersebut dengan cara yang sederhana. Tidak ada pesta berlebihan, penyewaan ballroom hotel mewah, atau kostum seragam yang mahal.

Disdik Kalteng juga menekankan pentingnya komunikasi antara sekolah dan orangtua siswa. Setiap rencana kegiatan pelepasan siswa atau study tour harus disampaikan terlebih dahulu kepada orangtua atau wali siswa, agar tidak terjadi miskomunikasi maupun keberatan terkait pembiayaan.

“Setiap kegiatan pelepasan siswa yang diajukan oleh sekolah wajib disampaikan dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan wali murid. Pembiayaannya pun harus terjangkau dan tidak memberatkan,” tegas Reza.

Menariknya, hingga saat ini Disdik Kalteng belum menerima laporan signifikan yang menunjukkan adanya keluhan dari orangtua terkait biaya wisuda atau study tour.

"Intinya, selama tidak ada keberatan dari orangtua, dan pihak sekolah bertindak bijak, maka kegiatan ini masih diperbolehkan. Kita juga terus melakukan pemantauan,” tambahnya.

Disdik Kalteng pun membuka ruang bagi masyarakat yang merasa keberatan dengan pelaksanaan kegiatan seremonial di sekolah. “Silakan sampaikan langsung kepada kami jika ada yang merasa dirugikan, pasti akan kami tindak lanjuti,” jelas Reza.

BACA JUGA:Viral! Ormas Grib Jaya Kalteng Hentikan Operasional Pabrik, Tuntut PBS Bayar Rp1,4 Miliar ke Warga

Antisipasi Komersialisasi Pendidikan

Langkah hati-hati yang diambil Disdik Kalteng ini juga merupakan bagian dari upaya menghindari komersialisasi dalam dunia pendidikan, yang belakangan banyak dikeluhkan masyarakat.

Di beberapa daerah lain, kegiatan seperti study tour ke luar kota hingga luar negeri serta wisuda dengan biaya jutaan rupiah dianggap terlalu membebani dan tidak esensial dalam proses pendidikan.

Bahkan, ada yang memandangnya lebih sekadar ajang “pamer” daripada momen perpisahan penuh makna.

Namun di Kalimantan Tengah, pendekatan yang digunakan lebih membumi dan mengedepankan nilai kebersamaan serta kesederhanaan, sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

Sumber: