DISWAYKALTENG.ID - Kabar menggembirakan datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Tengah (Kalteng).
Lembaga ini mencatat bahwa luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2025 di wilayah Kalteng relatif kecil jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data resmi Kementerian Kehutanan melalui laman Sipongi periode 1 Januari hingga 31 Agustus 2025, total luasan karhutla di Kalteng hanya mencapai 1.353,73 hektar. Angka ini menempatkan Kalteng di urutan ke-21 secara nasional, dengan kontribusi sekitar 0,63 persen terhadap total luasan karhutla nasional yang menyentuh angka 213.984,20 hektar.
Apresiasi untuk Upaya Bersama
BACA JUGA:BMKG Rilis Prakiraan Cuaca Mingguan Kalteng 18–24 September 2025: Waspada Hujan Sedang hingga Lebat
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalteng, Alpius Patanan, menyebutkan bahwa capaian ini tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak.
“Dari sisi data, kita melihat tren yang semakin terkendali. Upaya pencegahan dan penanganan cepat yang dilakukan bersama TNI, Polri, Manggala Agni, hingga masyarakat sangat berperan besar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/9/2025).
Menurutnya, dibandingkan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya, tren penurunan ini adalah bukti bahwa strategi mitigasi karhutla sudah berada di jalur yang tepat.
Emisi Karbon Ikut Terkendali
Selain luas lahan yang terbakar lebih kecil, dampak lingkungan juga lebih terkendali. Ahmad Toyib, Kepala Pelaksana BPBD Kalteng, menambahkan bahwa emisi karbon yang dilepaskan akibat karhutla juga menurun signifikan.
“Selama periode tersebut, emisi CO₂ yang dilepaskan akibat karhutla di Kalteng tercatat sekitar 195.697 ton CO₂e, atau hanya 1,04 persen dari total emisi nasional yang mencapai 18,76 juta ton CO₂e. Artinya, upaya bersama dalam mitigasi karhutla cukup efektif,” jelas Toyib.
77 Pos Komando Jadi Garda Terdepan
Untuk memastikan pengendalian berjalan maksimal, BPBD Kalteng telah membentuk 77 Pos Komando Lapangan (Poslap) yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.
“Poslap ini menjadi ujung tombak dalam deteksi dini, pemadaman cepat, hingga koordinasi lintas sektor di lapangan,” tambahnya.
Poslap inilah yang memungkinkan tim gabungan segera merespons jika muncul titik api. Dengan sistem siaga 24 jam, karhutla bisa ditekan sebelum meluas.
BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis di Palangka Raya Tersendat, 9 Dapur Belum Beroperasi
Edukasi dan Peran Masyarakat Jadi Kunci
BPBD Kalteng juga menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan. Program yang dijalankan meliputi:
-
Sosialisasi tentang bahaya karhutla.
-
Pelatihan relawan di tingkat desa/kelurahan.
-
Simulasi penanggulangan bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
“Karhutla bukan hanya tugas pemerintah semata, tapi juga perlu kesadaran kolektif masyarakat. Karena itu, kami tekankan pentingnya edukasi agar masyarakat ikut menjaga lingkungan, tidak membuka lahan dengan cara membakar, serta segera melapor bila menemukan titik api,” pungkas Toyib.