Pemprov Kalteng Gelar Pasar Penyeimbang Keliling, Ikan Patin dan Nila Jadi Andalan Lawan Inflasi

Nelayan-ilustrasi-
DISWAYKALTENG.ID - Dalam upaya menekan dampak inflasi serta menjaga keterjangkauan harga bahan pangan di masyarakat, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali menggelar Pasar Penyeimbang Keliling, Kamis (24/4/2025).
Kegiatan ini berlangsung di Jalan Garuda XI dengan menyajikan berbagai produk hasil perikanan lokal, terutama ikan patin dan nila yang merupakan komoditas unggulan Kalteng.
Langkah ini menjadi salah satu strategi jitu pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan pangan Kalimantan Tengah, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Pasar Penyeimbang ini bukan hanya soal menjaga daya beli masyarakat, tetapi juga wujud konkret dari pemanfaatan potensi lokal kita,” ujar Kepala Dislutkan Kalteng, H. Darliansjah.
BACA JUGA:Riska Agustin: RPJMD Harus Jadi Cerminan Kebutuhan Rakyat Kalteng, Bukan Sekadar Formalitas
Ia menegaskan bahwa sektor perikanan punya peran yang sangat strategis dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Produk seperti patin dan nila yang dibudidayakan secara lokal tidak hanya berkualitas, tapi juga tersedia dalam jumlah yang melimpah.
Inilah yang menjadi alasan kuat mengapa Dislutkan memilih perikanan sebagai tulang punggung dalam pasar penyeimbang.
Alternatif Cerdas di Tengah Kenaikan Harga Sembako
Tak bisa dimungkiri, belakangan ini harga bahan pangan pokok cenderung mengalami fluktuasi. Inflasi pun menjadi momok bagi banyak keluarga.
Oleh karena itu, melalui Pasar Penyeimbang Keliling Dislutkan Kalteng 2025, pemerintah provinsi ingin menghadirkan alternatif pangan yang tidak hanya sehat, tapi juga ekonomis.
“Kami ingin masyarakat tetap bisa mengakses sumber protein hewani berkualitas dengan harga terjangkau. Ini bentuk konkret kehadiran pemerintah di tengah-tengah mereka,” lanjut Darliansjah.
Dengan menggandeng para pelaku usaha perikanan dan petambak lokal, Dislutkan memastikan rantai pasok tetap stabil. Ini penting untuk menjaga harga ikan tetap ramah di kantong tanpa mengorbankan kualitas.
Daya Tarik Utama: Harga Ikan Patin dan Nila Murah
Dari pantauan di lapangan, antusiasme masyarakat terhadap kegiatan ini cukup tinggi. Harga ikan patin dan nila yang ditawarkan memang jauh lebih murah dibandingkan harga pasar tradisional.
Hal ini menjadi angin segar, terutama bagi warga yang sehari-harinya harus berhemat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Seorang warga, Ibu Ani (43), mengaku senang dengan adanya pasar keliling ini.
“Ikan patinnya segar, harganya juga murah banget. Saya bisa beli lebih banyak buat stok di rumah. Semoga sering-sering digelar,” ujarnya dengan sumringah.
Tidak Hanya Jualan, Tapi Misi Jangka Panjang
Lebih dari sekadar kegiatan ekonomi, Pasar Penyeimbang Dislutkan Kalteng memiliki misi sosial dan keberlanjutan. Ini bukan pasar dadakan yang hanya muncul sesaat.
Program ini dirancang sebagai gerakan berkelanjutan yang akan menyasar berbagai titik di provinsi Kalimantan Tengah, terutama wilayah yang rentan terdampak gejolak harga.
Dislutkan juga sedang memetakan lokasi-lokasi prioritas berdasarkan kebutuhan dan data ekonomi masyarakat. Dengan begitu, kehadiran pasar keliling benar-benar dirasakan tepat sasaran.
Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal
Dalam konteks yang lebih luas, program ini juga mendorong kemandirian pangan berbasis potensi daerah. Kalimantan Tengah dengan kekayaan sumber daya airnya sangat potensial menjadi sentra produksi ikan air tawar, terutama patin dan nila.
Mengandalkan produk lokal bukan hanya membantu ekonomi masyarakat, tapi juga menurunkan ketergantungan pada pasokan luar daerah. Apalagi, budidaya ikan di Kalteng telah terbukti menghasilkan kualitas unggul yang mampu bersaing dengan daerah lain.
Sumber: