Modal Asing Kabur! Capital Outflow RI Tembus Rp7,90 Triliun di Pekan Kedua Juli 2025

Bank Indonesia--
DISWAYKALTENG.ID - Bank Indonesia (BI) kembali mencatat pergerakan negatif dari investor asing di pasar keuangan domestik.
Pada pekan kedua Juli 2025, tepatnya periode 7–10 Juli, terjadi aliran modal asing keluar (capital outflow) senilai total Rp7,90 triliun.
Angka ini menambah daftar kekhawatiran investor terhadap stabilitas portofolio dalam negeri.
Dalam keterangannya, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa capital outflow terbesar berasal dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang mencapai Rp5,41 triliun.
Selain itu, investor asing juga melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp2,34 triliun di pasar saham, dan Rp160 miliar di pasar surat berharga negara (SBN).
“Transaksi nonresiden pada minggu tersebut menunjukkan kecenderungan pengalihan aset ke luar negeri, terutama dari SRBI dan pasar saham,” ujar Denny dalam rilis resmi BI.
Sinyal Pasar: Kenapa Modal Asing Keluar dari Indonesia?
- BACA JUGA:Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Jadi USD 69,33 per Barel di Juni 2025: Efek Geopolitik dan Permintaan Globa
- BACA JUGA:10 Pemain Termahal di Liga 1 Indonesia 2025/2026 Versi Transfermarkt: Persija dan Bali United Punya Aset Mewah
Fenomena keluarnya modal asing bukan tanpa alasan. Ketidakpastian global seperti potensi kenaikan suku bunga The Fed, tensi geopolitik, serta dinamika nilai tukar menjadi beberapa penyebab utama investor asing memilih keluar dari pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.
Namun begitu, indikator risiko investasi Indonesia tetap dalam kondisi relatif stabil. Hal ini tercermin dari premi credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun per 10 Juli 2025 yang tercatat sebesar 73,03 basis poin (bps). Angka ini hanya turun tipis dibandingkan 73,74 bps pada 4 Juli 2025.
CDS merupakan indikator penting dalam mengukur persepsi risiko kredit dari suatu negara. Dengan stabilnya CDS, artinya investor global belum sepenuhnya kehilangan kepercayaan terhadap Indonesia, meskipun terjadi tekanan di sektor pasar keuangan.
Rekap Tahunan 2025: Investor Masih Waspada
Jika ditarik secara akumulatif sepanjang 2025 (hingga 10 Juli), data BI menunjukkan bahwa investor asing telah melakukan:
-
Jual neto Rp56,24 triliun di pasar saham
-
Jual neto Rp35,08 triliun di SRBI
-
Namun tetap beli neto Rp59,27 triliun di SBN
Dengan kata lain, investor asing mulai mengurangi eksposur terhadap aset-aset jangka pendek dan berisiko tinggi seperti saham dan SRBI, namun masih menunjukkan minat pada instrumen jangka panjang yang dianggap lebih aman, seperti obligasi negara.
Respons Bank Indonesia: Perkuat Ketahanan Eksternal
Menanggapi dinamika ini, Bank Indonesia menegaskan akan terus memperkuat koordinasi lintas sektor dan menjalankan strategi bauran kebijakan secara optimal.
Fokus utama adalah menjaga ketahanan eksternal ekonomi nasional, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"BI akan tetap berada di garda terdepan untuk memantau dan merespons dinamika pasar, bekerja sama erat dengan Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” tegas Denny.
Sumber: