Gubernur Kalteng Sentil Dedi Mulyadi: Setiap Daerah Punya Cara Sendiri Didik Siswa Bermasalah!

Gubernur Kalteng Sentil Dedi Mulyadi: Setiap Daerah Punya Cara Sendiri Didik Siswa Bermasalah!

Gubernur Kalteng Agustiar Sabran--Istimewa-

DISWAYKALTENG.ID - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran, buka suara terkait kebijakan kontroversial yang diambil oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kebijakan tersebut mengirim siswa bermasalah ke barak militer untuk dibina. Agustiar menilai, setiap daerah memiliki karakteristik sosial dan budaya yang berbeda, sehingga pendekatan dalam membina sumber daya manusia (SDM), khususnya pelajar, harus disesuaikan.

"Tentu setiap daerah punya ciri khas masing-masing, punya kultur sosial budaya tersendiri. Kalau di sana (Jawa Barat) kan luas, penduduknya banyak, sementara di Kalteng wilayahnya luas tapi penduduknya jarang," ujar Agustiar kepada media di Taman Makam Pahlawan, Jalan Tjilik Riwut Km 2,5, Palangka Raya, Kamis (15/5/2025).

Agustiar menegaskan bahwa pendekatan pembinaan siswa bermasalah harus mempertimbangkan kondisi sosial budaya dan jumlah penduduk di masing-masing daerah.

"Maka dari itu, kultur sosial budaya kita berbeda dengan di Jawa Barat. Kami punya cara tersendiri dalam membina siswa bermasalah," jelasnya.

BACA JUGA:Almere City Terdegradasi dari Liga Belanda, Gol Debut Eliano Reijnders Tak Cukup Selamatkan Klub Thom Haye

Menanggapi wacana dari Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) RI, Natalius Pigai, terkait rencana pemberlakuan kebijakan nasional pengiriman siswa bermasalah ke barak militer, Agustiar menyatakan bahwa Pemerintah Daerah Kalteng akan mengikuti arahan pusat, tetapi tetap dengan penyesuaian lokal.

"Kalau itu memang ada kebijakan dari pusat, mau tidak mau yang di bawah harus mengikuti. Tapi kami garis bawahi, kami akan menggunakan cara kami sendiri," tegasnya.

Perbedaan Pendekatan Pendidikan Berdasarkan Kultur Daerah Agustiar menekankan pentingnya memahami perbedaan karakteristik sosial-budaya antar daerah dalam merumuskan kebijakan pendidikan. Menurutnya, pendekatan yang berhasil di satu daerah belum tentu efektif diterapkan di daerah lain.

"Setiap daerah memiliki budaya, tradisi, dan tantangan yang berbeda. Kami di Kalteng selalu mengedepankan pendekatan yang humanis dalam membina siswa," ujar Agustiar.

BACA JUGA:Polda Kalteng Nyatakan Perang Terhadap Premanisme, Operasi Pekat Telabang 2025 Sukses Amankan 45 Tersangka

Selain itu, Agustiar mengingatkan bahwa pembinaan siswa harus berfokus pada pendidikan moral dan pengembangan karakter, bukan sekadar penerapan disiplin yang keras.

"Kami ingin para siswa memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, dan kepedulian sosial tanpa harus merasa tertekan," pungkasnya.

Respons Publik Terhadap Kebijakan Barak Militer

Kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengirim siswa bermasalah ke barak militer telah menuai pro dan kontra di masyarakat.

Sebagian pihak menilai kebijakan ini efektif untuk mendisiplinkan siswa bermasalah, sementara sebagian lainnya menganggapnya sebagai bentuk hukuman yang berpotensi melanggar hak asasi manusia.

Sumber: