Kenapa Orang Good Looking Justru Sulit Dapat Pasangan? Ini 7 Alasannya!
Good Looking-ilustrasi-
DISWAYKALTENG.ID - Memiliki wajah rupawan sering kali dianggap sebagai “tiket mudah” untuk sukses dalam percintaan.
Banyak orang berpikir bahwa mereka yang good looking otomatis lebih cepat menemukan pasangan, lebih banyak peluang romantis, bahkan gampang membangun hubungan yang serius.
Namun kenyataannya jauh dari itu. Tidak sedikit orang yang populer, tampan, atau cantik justru kesulitan mendapatkan pasangan yang tepat.
Meski memperoleh perhatian bukan hal yang sulit, nyatanya mempertahankan hubungan atau menemukan orang yang benar-benar klik sering menjadi tantangan besar.
Dilansir dari Global English Editing, ada 7 alasan kuat mengapa orang berpenampilan menarik justru lebih sulit mendapat pasangan. Yuk simak satu per satu.
1. Ekspektasi Terlalu Tinggi
Orang yang menarik biasanya terbiasa dipuji, disukai, atau menjadi pusat perhatian. Tanpa sadar, hal ini membuat mereka punya standar tinggi dalam memilih pasangan baik dari segi fisik maupun kualitas pribadi.
Mereka kerap menginginkan pasangan yang sepadan atau bahkan lebih baik dari segi rupa. Akibatnya, mereka lebih mudah melewatkan orang-orang dengan sifat tulus, perhatian, dan penuh kasih hanya karena tidak sesuai ekspektasi visual.
Padahal, hubungan jangka panjang jauh lebih bergantung pada karakter dibandingkan penampilan.
BACA JUGA:Bukan Jepang! Ini Negara yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan Dunia Versi Forbes
2. Takut Terlihat Rentan
Banyak orang good looking tumbuh dengan tekanan sosial untuk selalu tampil sempurna. Mereka menjadikan penampilan sebagai tameng dari rasa rapuh, khawatir tidak diterima, atau takut terlihat lemah.
Rasa takut membuka diri inilah yang membuat mereka sulit membangun hubungan emosional yang mendalam. Ketika tidak mampu menunjukkan sisi asli, hubungan pun sulit berkembang ke arah yang lebih serius.
3. Faktor Intimidasi: Orang Lain Minder untuk Mendekat
Ini adalah paradoks terbesar dalam dunia asmara: makin menarik seseorang, makin sedikit orang yang berani mendekat.
Banyak yang berpikir:
-
“Dia pasti sudah punya pacar.”
-
“Kayaknya levelnya terlalu tinggi.”
-
“Dia nggak mungkin suka sama aku.”
Rasa minder ini membuat orang-orang mengagumi dari jauh tanpa benar-benar mencoba mendekat. Hasilnya? Si good looking tetap sendiri bukan karena tidak disukai, tapi karena tidak ada yang cukup berani mengajak berkenalan.
4. Terlalu Mandiri hingga Disalahartikan
Kemandirian sering membuat orang good looking terlihat “nggak butuh siapa pun”. Padahal, mereka mungkin hanya menikmati hidupnya, fokus pada karier, dan merasa nyaman dengan aktivitas sendiri.
Sayangnya, orang lain bisa salah paham dan mengira mereka tidak tertarik menjalin hubungan. Akibatnya, peluang pendekatan pun makin kecil.
5. Terjebak dalam Pencarian Kesempurnaan
Orang yang menarik sering mematok standar tinggi: pasangan harus cerdas, mapan, lucu, penyayang, dan tentu saja good looking.
Masalahnya, tidak ada manusia yang sempurna. Fokus pada daftar ideal ini membuat mereka melewatkan banyak orang baik yang sebenarnya bisa membangun hubungan bahagia bersama mereka.
Alih-alih menerima seseorang apa adanya, mereka justru terus mencari yang “lebih baik”.
6. Takut Salah Pilih karena Terlalu Banyak Pilihan
BACA JUGA:Diskominfosantik Kalteng Ajak Masyarakat Aktif Bangun Ruang Digital Sehat
Memiliki banyak peminat bukan selalu menyenangkan. Sering kali, mereka justru kesulitan menentukan pilihan karena takut menyesal.
Mereka mungkin bertanya-tanya:
-
“Kalau aku pilih dia, nanti ada yang lebih baik gimana?”
-
“Yakin dia yang terbaik?”
Keraguan ini membuat hubungan sulit berlanjut. Mereka bisa saja berganti-ganti pasangan atau hanya menjalani hubungan setengah hati tanpa benar-benar berkomitmen.
7. Memang Belum Siap Berhubungan
Ini alasan paling sederhana namun sering terjadi. Banyak orang yang attractive memilih fokus pada:
-
karier,
-
pendidikan,
-
passion,
-
atau pengembangan diri.
Mereka mungkin belum siap berbagi hidup dengan orang lain. Atau mereka belum menemukan seseorang yang benar-benar klik secara emosional dan intelektual.
Jadi, bukan karena tidak laku hanya belum waktunya.
Sumber: