VVCS Kecam FC Twente, Perlakuan ke Mees Hilgers Disebut Perundungan

Mees Hilgers --
DISWAYKALTENG.ID - Drama antara Mees Hilgers dan FC Twente kini memasuki babak baru yang cukup panas. Bek timnas Indonesia itu menjadi sorotan besar, bukan hanya di tanah air, tetapi juga di Belanda.
Pasalnya, namanya dicoret dari daftar pemain oleh manajemen klub hanya karena ia menolak memperpanjang kontraknya yang akan habis pada akhir musim.
Kondisi ini membuat VVCS (asosiasi pesepakbola profesional Belanda) ikut turun tangan. Direktur VVCS, Louis Everard, mengecam keras tindakan FC Twente.
Ia menyebut perlakuan klub kepada Hilgers tidak profesional, bahkan masuk kategori perundungan alias bullying dalam dunia sepak bola.
“Kontrak atau Tidak Main Sama Sekali”
BACA JUGA:FIFA Pastikan Rangkap Jabatan Erick Thohir Sebagai Menpora dan Ketum PSSI Tidak Melanggar Aturan
Bagi Hilgers, situasinya sangat jelas: jika ia tidak menandatangani kontrak baru, maka kesempatan bermain bersama Twente sudah tertutup rapat.
Hilgers sendiri sudah menyatakan keinginannya untuk hengkang, namun gagal mendapatkan klub baru sebelum bursa transfer Eropa ditutup.
Akibatnya, manajemen Twente langsung memberikan ultimatum keras. Keputusan itu dianggap menyalahgunakan wewenang klub dan tidak sesuai dengan etika ketenagakerjaan.
“Sepertinya klub menyalahgunakan wewenangnya. Fakta dia tidak akan bermain kecuali kontraknya diperbarui telah diakui secara terbuka. Ini pada dasarnya perundungan,” tegas Louis Everard dikutip dari Voetbal International.
BACA JUGA:Israel Terancam Sanksi UEFA Imbas Konflik Palestina, Netanyahu Siapkan Lobi ke Eropa
Everard menambahkan, kondisi seperti ini bisa masuk ranah hukum karena jelas merugikan pemain yang berstatus pekerja sah di bawah kontrak klub.
Disamakan dengan Kasus Ajax Amsterdam
Everard kemudian membandingkan kasus Mees Hilgers dengan apa yang pernah terjadi di Ajax Amsterdam pada musim panas lalu. Saat itu, beberapa pemain yang tidak masuk rencana tim dipaksa berlatih terpisah, bahkan dilarang menginjak lapangan latihan utama.
“Kami sangat kesal dengan hal ini dan menyampaikannya kepada Ajax, karena ini jelas bukan cara pantas memperlakukan pekerja. Ini sama saja dengan mengintimidasi pemain. Ironisnya, cara seperti ini justru berhasil membuat pemain menyerah,” ungkap Everard.
Menurutnya, Twente sedang meniru pola yang sama, yakni memberikan tekanan psikologis kepada pemain agar mau menuruti permintaan klub.
Dampak Besar bagi Karier Mees Hilgers
Bagi Hilgers, kondisi ini tentu bisa memengaruhi kariernya, baik di level klub maupun timnas Indonesia. Jika ia tidak bermain reguler sepanjang musim, performanya bisa menurun dan kesempatan tampil bersama Garuda akan berkurang.
Situasi ini juga menjadi cermin bahwa masalah kontrak pemain di Eropa tidak selalu seindah yang terlihat. Bahkan pemain keturunan Indonesia yang sukses menembus tim Eredivisie pun bisa mengalami tekanan besar seperti ini.
VVCS Siap Kawal Kasus Hilgers
VVCS menegaskan mereka akan terus mengawal kasus ini. Everard percaya bahwa perlakuan FC Twente sudah melewati batas. Jika diperlukan, asosiasi tidak menutup kemungkinan membawa masalah ini ke jalur hukum untuk melindungi hak-hak Hilgers.
Sementara itu, publik sepak bola Indonesia tentu berharap masalah ini segera selesai. Hilgers sendiri masih memiliki kontrak hingga akhir musim, dan belum ada kejelasan apakah ia akan benar-benar bertahan tanpa bermain atau ada jalan keluar pada bursa transfer berikutnya.
Sumber: