Pemprov Kalteng Alami Defisit Rp 796 Miliar: Terlalu Bergantung Transfer Pusat

Pemprov Kalteng Alami Defisit Rp 796 Miliar: Terlalu Bergantung Transfer Pusat

APBD/ilustrasi--

“Ini merusak jalan kita, malah tidak menyumbang untuk perbaikan jalan kita,” tegas Anang.

Pajak Air Permukaan dan Alat Berat Jadi Target Baru

BACA JUGA:Ketegangan Iran-Israel Memuncak! AS Kerahkan Kapal Induk Nuklir USS Nimitz ke Timur Tengah

Anang juga menyoroti pajak air permukaan, yang selama ini belum dimaksimalkan karena belum adanya mekanisme meterisasi seperti PDAM untuk menghitung jumlah penggunaan. Tapi itu akan berubah.

Tahun ini, Pemprov Kalteng mulai memasang meter air di perusahaan-perusahaan pengguna air permukaan, terutama dari sektor pertambangan, perkebunan, dan kehutanan.

"Kita akan pasang meter air di perusahaan. Selama ini belum maksimal karena belum terukur," katanya.

Selain itu, pajak alat berat juga jadi sasaran optimalisasi. Selama ini pajak alat berat dinilai stagnan dan kurang produktif.

Namun minggu ini, data perusahaan pengguna alat berat mulai dikumpulkan, untuk kemudian ditindaklanjuti.

Penyesuaian Program Sesuai Kapasitas Fiskal

Agar kejadian defisit seperti 2024 tidak terulang, Pemprov Kalteng berkomitmen untuk menyesuaikan antara kapasitas fiskal dan program pembangunan. Artinya, setiap proyek dan kegiatan akan dikaji lebih ketat agar sesuai dengan kemampuan anggaran yang realistis.

"Untuk tahun ini, kita menargetkan sekitar Rp 9,2 triliun pendapatan daerah," tutup Anang Dirjo, yang juga pernah menjabat sebagai Pj Bupati Kotawaringin Barat.

 

Sumber: