Tren Positif Investor Pasar Modal di Kalteng, Gen Z dan Milenial Jadi Penggerak Utama

Tren Positif Investor Pasar Modal di Kalteng, Gen Z dan Milenial Jadi Penggerak Utama

Tren Positif Investor Pasar Modal di Kalteng-ilustrasi-

DISWAYKALTENG.ID - Kalimantan Tengah kini tak hanya dikenal dengan potensi sumber daya alamnya, tapi juga mulai bersinar di sektor jasa keuangan, khususnya pasar modal.

Tren positif terus terlihat dari jumlah investor yang kian meningkat. Menariknya, anak-anak muda dari generasi Milenial dan Gen Z mendominasi sebagai investor baru.

Dalam kegiatan Media Update Batang Garing yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Tengah pada Selasa, 16 April 2025, terungkap bahwa jumlah investor pasar modal di provinsi ini sudah mencapai lebih dari 107.900 orang per Februari 2025.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi dalam suasana halal bihalal, tapi juga menjadi sarana edukasi dan pengenalan kembali pasar modal kepada awak media agar bisa menyampaikan informasi keuangan dengan bahasa yang ringan, tepat sasaran, dan mudah dimengerti oleh masyarakat luas.

Kenaikan Signifikan dalam Dua Tahun Terakhir

BACA JUGA:Anindya Bakrie Targetkan Hubungan Dagang RI-Saudi Tembus 27 Miliar Dolar AS

Kepala BEI Kalteng, Stephanus Cahyo Adiraja, mengungkapkan bahwa tren pertumbuhan investor di Kalteng melonjak tajam dalam dua tahun terakhir.

Jika pada Januari 2024 nilai transaksi investor lokal hanya berkisar Rp300 jutaan, maka pada Januari 2025 melonjak ke Rp500 juta. Bahkan, di Februari 2025 angka itu kembali naik menjadi Rp600 juta.

“Pertumbuhan ini sangat positif. Menunjukkan bahwa masyarakat, terutama anak muda, semakin melek terhadap dunia investasi,” ujar Stephanus.

Gen Z dan Milenial: Mesin Utama Pertumbuhan Investor

Yang tak kalah menarik, lebih dari 50 persen investor di Kalimantan Tengah berasal dari kalangan Gen Z dan Milenial. Mereka dinilai lebih adaptif dengan teknologi dan terbiasa menggunakan gadget, sehingga proses investasi saham secara online tidak lagi menjadi tantangan.

“Generasi muda ini punya potensi besar untuk membentuk budaya investasi yang sehat dan cerdas. Mereka lebih cepat belajar dan bisa menjadi agen literasi keuangan di lingkungannya,” tambah Stephanus.

Namun demikian, ia tetap menggarisbawahi pentingnya edukasi pasar modal secara berkelanjutan, agar investor muda tidak hanya ikut-ikutan tren, tapi benar-benar memahami risiko dan strategi investasi yang baik.

Misi OJK: Inklusi Keuangan yang Merata

BACA JUGA:Ribu Hektare Lahan Rusak, DLH Kalteng Siap Tindak Tambang Ilegal di Sepang: Tapi Kam Butuh Dukungan!

Kepala OJK Kalteng, Primadanu Febriyan Aziz, menegaskan bahwa peningkatan jumlah investor ini sejalan dengan misi OJK untuk meningkatkan inklusi keuangan di daerah.

“Kami ingin mendorong partisipasi masyarakat dalam sektor keuangan formal, termasuk pasar modal. Ini penting agar masyarakat memiliki akses yang luas terhadap produk keuangan dan tidak terjebak pada praktik investasi bodong,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan, literasi keuangan adalah pondasi utama agar masyarakat bisa terhindar dari risiko finansial yang tidak perlu. Karena itu, kolaborasi antara OJK, BEI, media, dan komunitas keuangan sangat dibutuhkan untuk terus menyebarkan pemahaman tentang investasi yang benar.

Masa Depan Pasar Modal Kalteng Cerah

Dengan makin banyaknya anak muda yang tertarik dan terlibat di pasar modal, masa depan sektor jasa keuangan di Kalimantan Tengah dinilai sangat menjanjikan. Potensi pertumbuhan nilai transaksi dan peningkatan aset investasi bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

“Yang penting sekarang adalah menjaga momentum. Kita harus terus memberikan edukasi, membangun kepercayaan publik, dan memastikan bahwa ekosistem pasar modal di Kalteng berkembang secara sehat,” pungkas Stephanus.

Sumber: