Proyek Koperasi Merah Putih di Kalimantan Tengah Tersendat, Baru 400 dari 1.400 Lokasi Siap Dibangun
Kalteng siap Bangun Koperasi Merah Putih-ilustrasi-
DISWAYKALTENG.ID - Proyek Koperasi Merah Putih di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang digadang-gadang menjadi pusat ekonomi desa terintegrasi, tampaknya masih menghadapi tantangan besar di lapangan.
Hingga pertengahan November 2025, progresnya belum mencapai target yang diharapkan.
Dari total 1.400 lokasi yang direncanakan, baru sekitar 400 titik yang memiliki data kepemilikan lahan lengkap dan siap untuk tahap pembangunan fisik.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalimantan Tengah, Herson B. Aden, menegaskan bahwa penyediaan dan pendataan lahan menjadi faktor paling krusial menjelang tenggat waktu akhir November 2025.
Ia menargetkan, seluruh data lahan harus rampung agar pembangunan fisik bisa dimulai pada Januari 2026 mendatang.
“Masalah utamanya ada di lahan. Dari total 1.400 titik, baru sekitar 400 yang datanya lengkap. Targetnya akhir November semua rampung supaya Januari mendatang pembangunan bisa dimulai,” ujar Herson.
Kendala Utama
BACA JUGA:Bupati Nurhidayah Lepas Kafilah MTQ dan Kontingen Pesparani ke Ajang Provinsi
Menurut Herson, pemerintah kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah telah diminta untuk mempercepat proses penyediaan lahan di wilayah masing-masing.
Namun, sejumlah daerah menghadapi kendala serius karena terbatasnya anggaran, sementara transfer dana dari pemerintah pusat juga berkurang.
“Daerah diminta menyiapkan lahan, tetapi sebagian belum mampu karena tidak ada alokasi pengadaan. Sementara transfer ke daerah dari pusat juga berkurang,” jelasnya.
Situasi ini membuat sebagian wilayah belum bisa memastikan lokasi pembangunan Koperasi Merah Putih, karena masih menunggu kejelasan anggaran dan legalitas lahan yang akan digunakan.
Tantangan Tambahan: Tanah Gambut yang Mahal Stabilisasinya
Selain faktor administratif dan pendanaan, kondisi geografis Kalimantan Tengah yang didominasi lahan gambut juga menjadi tantangan tersendiri. Menurut Herson, proses stabilisasi tanah di wilayah bergambut bisa memakan biaya hingga 40 persen dari total anggaran proyek.
“Kalau membangun di tanah bergambut, setidaknya stabilisasi tanah bisa mencapai 40 persen. Ini tantangan besar karena tanah harus benar-benar stabil dan layak bangun,” tambahnya.
Dengan kondisi seperti itu, proyek ini tidak hanya membutuhkan dana besar, tetapi juga waktu dan teknologi yang tepat agar konstruksi bisa berjalan aman dan berkelanjutan.
Penggerak Ekonomi Desa Terpadu
BACA JUGA:Pemprov Genjot Sosialisasi TKDN: Dorong Kemandirian Industri Nasional Lewat Produk Dalam Negeri
Proyek Koperasi Merah Putih dirancang bukan sekadar pusat perdagangan, tetapi sebagai pusat ekonomi desa terintegrasi yang menggabungkan layanan usaha, kebutuhan pokok, serta fasilitas sosial seperti kesehatan dan pelatihan kewirausahaan.
Tujuannya jelas memperkuat kemandirian ekonomi desa dan membuka lapangan kerja baru di tingkat lokal.
Herson menegaskan, meskipun banyak tantangan, proyek ini tidak boleh berhenti karena manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat desa.
“Meskipun banyak tantangan, proyek ini harus tetap berjalan karena manfaatnya akan langsung dirasakan masyarakat. Koperasi ini akan menjadi penggerak ekonomi dan pelayanan di tingkat desa,” tegasnya.
Harapan untuk Ekonomi Desa Kalimantan Tengah
Dengan rampungnya data lahan dan dimulainya pembangunan fisik di awal 2026, pemerintah berharap Koperasi Merah Putih dapat menjadi tonggak baru dalam pemerataan ekonomi di Kalimantan Tengah.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong wirausaha lokal, serta mempercepat pembangunan desa mandiri di seluruh provinsi.
“Harapannya, perekonomian desa tumbuh, daya beli meningkat, dan desa di Kalteng semakin mandiri,” pungkas Herson.
Analisis SEO & Keterbacaan
Artikel ini menggunakan gaya bahasa santai tapi informatif, memadukan data faktual, kutipan narasumber, dan konteks pembangunan daerah.
Struktur dibagi secara logis agar pembaca mudah mengikuti alur — mulai dari masalah utama, kendala teknis, hingga harapan pemerintah daerah.
Dari sisi SEO, artikel ini menargetkan kombinasi kata kunci seperti:
-
“proyek Koperasi Merah Putih Kalimantan Tengah”,
-
“kendala lahan pembangunan di Kalteng”,
-
“pembangunan ekonomi desa Kalimantan Tengah 2025”,
-
“tantangan pembangunan lahan gambut”.
Dengan kata kunci dan longtail keyword yang relevan, artikel ini berpotensi kuat untuk menduduki peringkat tinggi di hasil pencarian Google, terutama untuk topik pembangunan daerah dan ekonomi pedesaan di Kalimantan Tengah.
Sumber: