PSSI Kena Semprot Media AS: Indonesia Gagal Bukan Karena Pemain, Tapi Karena Manajemennya!

Timnas Indonesia--
DISWAYKALTENG.ID - Harapan besar Timnas Indonesia untuk tampil di ajang Piala Dunia 2026 resmi kandas. Skuad Garuda harus menerima kenyataan pahit usai menelan dua kekalahan beruntun di Putaran Keempat Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, masing-masing dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1).
Hasil ini membuat Timnas Indonesia menempati posisi juru kunci Grup B dan dipastikan gagal melangkah ke putaran berikutnya. Kekalahan beruntun ini bukan hanya menutup peluang tampil di turnamen terbesar dunia itu, tapi juga memicu perubahan besar di tubuh PSSI.
Tak lama setelah kekalahan melawan Irak, PSSI resmi memutus kerja sama dengan pelatih Patrick Kluivert, yang baru beberapa bulan menggantikan Shin Tae-yong. Keputusan ini pun memantik reaksi keras, tak hanya dari publik Tanah Air, tapi juga media internasional.
Media olahraga ternama asal Amerika Serikat, ESPN, menyoroti keras keputusan-keputusan yang diambil oleh PSSI sepanjang tahun 2025. Dalam laporannya, ESPN menilai bahwa para suporter Indonesia adalah korban utama dari kegagalan ini.
“Namun demikian, pada waktunya, harus ada bentuk pertanggungjawaban karena apa yang terjadi pada tahun 2025 jauh dari keadaan normal. Jika ada yang berhak mendapat penjelasan, itu adalah para penggemar Indonesia yang lama menderita,” tulis ESPN.
BACA JUGA:Jay Idzes Pasang Badan untuk Erick Thohir: Kesuksesan Tak Terjadi dalam Semalam!
ESPN menambahkan, para penggemar yang telah lama menaruh harapan besar kepada Timnas kini kembali harus kecewa.
“Mereka telah melalui begitu banyak hal dalam perjalanan mereka untuk bisa bermimpi lagi, hanya untuk melihat semuanya terancam hancur di luar lapangan,” lanjut media tersebut.
ESPN Nilai PSSI Kurang Punya Arah dan Stabilitas
ESPN juga menyoroti keputusan mendadak PSSI memecat Shin Tae-yong pada awal 2025, yang dinilai sebagai langkah tergesa-gesa dan tanpa strategi jangka panjang.
Media tersebut menyebut bahwa Timnas Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar dengan pemain-pemain berbakat, namun gagal bersinar karena instabilitas manajemen dan keputusan yang inkonsisten.
“Indonesia tentu harus melihat kampanye kualifikasi Piala Dunia terbaru sebagai sebuah pencapaian, sebagai motivasi bahwa mereka sebenarnya bisa melangkah jauh hingga tahun 2030,” tulis ESPN.
“Untuk itu terjadi, diperlukan apa yang tampaknya menjadi kunci saat ini dari PSSI: strategi.”
Menurut ESPN, kegagalan ini bukan semata karena taktik di lapangan, tetapi lebih pada kurangnya arah dan konsistensi di level federasi.
“Hal itu tidak berarti melakukan perubahan mendadak dalam pemilihan pelatih hanya karena perubahan komposisi skuad. Juga bukan berarti harus berpisah dengan pendahulunya sebelum setengah jalan dari apa yang seharusnya menjadi babak berikutnya dalam perjalanan jangka panjang Indonesia,” tulis laporan tersebut.
Patrick Kluivert Tinggalkan Tim, PSSI Didesak Evaluasi Total
Setelah dipastikan gagal di putaran keempat, Patrick Kluivert bersama seluruh staf pelatihnya meninggalkan Indonesia.
Sumber internal menyebut bahwa hubungan antara manajemen tim dan federasi mulai renggang sejak kekalahan pertama melawan Arab Saudi, di mana Kluivert menilai beberapa keputusan teknis dari PSSI mengganggu fokus tim.
Kini, PSSI tengah mencari sosok pelatih baru, dengan sejumlah nama seperti Shin Tae-yong, Timur Kapadze, dan bahkan Louis van Gaal sempat dikaitkan. Namun, belum ada keputusan resmi hingga saat ini.
BACA JUGA:Banjir Penghargaan! Disway Awards 2025 Jadi Panggung Bergengsi 520 Brand Nasional!
Indonesia Menjanjikan, Tapi Terasa “Aneh”
Dalam penutup analisisnya, ESPN menilai bahwa meski Indonesia punya potensi besar, semua terasa tidak sinkron antara performa di lapangan dan keputusan di luar lapangan.
“Saat ini, meskipun Indonesia menjanjikan banyak hal baik di lapangan, semuanya terasa sangat aneh,” tulis ESPN.
Media itu menyarankan agar PSSI berhenti membuat keputusan “emosional” dan mulai menyiapkan rencana jangka panjang menuju Piala Dunia 2030, termasuk pembangunan sistem pembinaan usia muda yang konsisten dan pemilihan pelatih yang stabil.
Evaluasi dan Harapan ke Depan
Kegagalan ini memang menyakitkan, tetapi bisa menjadi momentum besar bagi sepak bola Indonesia untuk berbenah.
Dari segi performa, Indonesia sudah menunjukkan progres dengan menembus putaran keempat kualifikasi, sesuatu yang jarang terjadi sebelumnya. Namun, tanpa stabilitas di tubuh federasi, mimpi tampil di Piala Dunia akan terus tertunda.
Sumber: