5 Alasan Mengejutkan Jepang Mau Keluar dari AFC, Nomor 3 Bikin Geger Qatar dan Arab Saudi!

5 Alasan Mengejutkan Jepang Mau Keluar dari AFC, Nomor 3 Bikin Geger Qatar dan Arab Saudi!

Timnas Jepang-ilustrasi-

DISWAYKALTENG.ID - Langkah mengejutkan datang dari Federasi Sepak Bola Jepang (JFA). Organisasi sepak bola yang selama ini menjadi salah satu kekuatan utama di benua Asia tersebut dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk meninggalkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan membentuk konfederasi independen baru bernama “Federasi Asia Timur.”

Kabar ini sontak menggegerkan dunia sepak bola Asia. Jepang, sebagai negara dengan reputasi tinggi dalam prestasi, infrastruktur, dan profesionalisme sepak bola, dianggap sebagai pilar utama AFC. Jika benar-benar keluar, langkah ini akan mengguncang stabilitas sepak bola Asia.

1. Dominasi Finansial Qatar dan Arab Saudi Jadi Pemicu Utama

Salah satu alasan utama yang disebut menjadi pemicu rencana Jepang keluar dari AFC adalah dominasinya negara-negara kaya seperti Qatar dan Arab Saudi dalam berbagai keputusan penting.

JFA menilai bahwa kekuatan finansial dua negara tersebut telah menciptakan ketimpangan dalam sepak bola Asia. Mulai dari penentuan tuan rumah turnamen besar seperti Piala Asia dan Piala Dunia, hingga kebijakan pengembangan kompetisi antarklub.

BACA JUGA:Ironi di Tengah Skandal! FAM Raih Penghargaan AFC Awards 2025 Meski Diterpa Kasus Naturalisasi Pemain

Jepang menilai AFC kini lebih berpihak kepada negara dengan dukungan dana besar, sehingga prinsip fair play dan keadilan kompetitif semakin tergerus.

“Sepak bola seharusnya tentang sportivitas, bukan sekadar uang dan kekuasaan,” ujar salah satu sumber internal JFA yang dikutip media Jepang.

2. Keputusan Kontroversial AFC Rugikan Klub Jepang

Ketidakpuasan Jepang terhadap AFC semakin memuncak setelah perubahan format Liga Champions Asia Elite (AFC Champions League Elite) yang dilakukan secara sepihak.

Kebijakan itu muncul setelah mundurnya beberapa klub asal Tiongkok, yang kemudian membuat klub-klub Jepang seperti Vissel Kobe dirugikan karena posisi klasemen akhir tidak lagi menjadi patokan utama untuk lolos.

Kasus ini menjadi salah satu simbol dari apa yang disebut JFA sebagai “ketidakadilan sistemik dalam manajemen AFC.”

“Kami tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi, keputusan diambil sepihak, dan hasilnya merugikan,” tulis pernyataan tidak resmi dari petinggi salah satu klub J-League.

3. Kurangnya Transparansi dalam Pengambilan Keputusan AFC

Selain faktor ekonomi dan teknis, kurangnya transparansi di tubuh AFC juga menjadi perhatian serius Jepang.
Menurut laporan media Jepang, JFA merasa bahwa keputusan-keputusan besar di AFC kerap diambil tanpa proses konsultasi terbuka.

Banyak kebijakan dianggap hanya menguntungkan segelintir negara yang memiliki pengaruh besar — terutama di bidang keuangan dan politik olahraga.

Hal ini membuat kepercayaan Jepang terhadap AFC menurun drastis, bahkan memunculkan gagasan untuk mencari jalan alternatif demi menjaga kemandirian dan profesionalitas sepak bola Asia Timur.

4. “Federasi Asia Timur”: Langkah Baru untuk Sepak Bola yang Lebih Adil

BACA JUGA:Kejutan Bojan Hodak untuk Bobotoh! Persib Bandung Bidik Pemain Diaspora Andalan Timnas Indonesia!

Sebagai bentuk perlawanan diplomatik, Jepang kini berencana membentuk konfederasi baru bernama “Federasi Asia Timur.”
Konfederasi ini diklaim akan lebih transparan, demokratis, dan fokus pada pengembangan kualitas kompetisi di kawasan Timur Asia.

Dalam wacana awal, “Federasi Asia Timur” akan berperan sebagai organisasi mandiri yang tetap berkoordinasi dengan FIFA, namun tidak berada di bawah struktur AFC.

Jepang berharap sistem ini bisa menciptakan kompetisi regional yang lebih profesional dan berimbang, tanpa dominasi finansial negara-negara tertentu.

“Kami ingin sepak bola yang kembali ke semangat keadilan dan sportivitas. Asia Timur punya kapasitas untuk mengelola dirinya sendiri,” kata seorang pejabat JFA dikutip The Japan Times.

5. Koordinasi dengan Negara Asia Lain: Korea Selatan, Irak, dan Australia

Langkah Jepang ternyata tidak berdiri sendiri. Menurut sejumlah laporan, JFA telah menggelar pembicaraan informal dengan Korea Selatan, Irak, dan Australia untuk membahas kemungkinan pembentukan konfederasi baru ini.

Negara-negara tersebut juga memiliki keresahan serupa terhadap arah kebijakan AFC yang dinilai kurang inklusif dan terlalu dipengaruhi kepentingan politik serta uang.

Jika aliansi ini benar-benar terbentuk, maka Asia Timur akan memiliki kekuatan baru yang berpotensi mengubah peta sepak bola benua kuning secara drastis.

Respons AFC dan Dunia Sepak Bola Internasional

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak AFC maupun FIFA terkait isu hengkangnya Jepang.
Namun, rumor ini telah menimbulkan diskusi luas di kalangan pengamat dan media olahraga internasional.

Beberapa analis menyebut langkah Jepang ini bisa menjadi “wake-up call” bagi AFC untuk melakukan reformasi besar-besaran dalam hal transparansi dan distribusi kekuasaan.

Jika tidak, bukan tak mungkin negara-negara kuat lain di Asia Timur akan mengikuti langkah Jepang.

Dampak Besar Jika Jepang Benar-Benar Keluar dari AFC

Jika Jepang resmi keluar, dampaknya akan sangat signifikan:

  • Ekonomi sepak bola Asia bisa terguncang, karena Jepang merupakan pasar terbesar sponsor dan hak siar AFC.

  • Kompetisi antarklub seperti AFC Champions League bisa kehilangan daya saing dan pamor.

  • Reputasi AFC di mata FIFA juga bisa menurun, mengingat Jepang termasuk salah satu anggota paling aktif dan berprestasi di tingkat dunia.

 

Selain itu, kemungkinan munculnya dua kubu sepak bola Asia — yakni Asia Timur dan Asia Barat — dapat menciptakan ketegangan baru dalam struktur sepak bola global.

Sumber: