Sepak Bola Malaysia Krisis! Tunggakan Gaji Pemain Capai Puluhan Juta Ringgit, AFC Lepas Tangan

Asian Football Confederation-ilustrasi-
DISWAYKALTENG.ID - Dunia sepak bola Malaysia tengah menghadapi krisis besar-besaran yang bikin geleng-geleng kepala.
Masalah keuangan di berbagai klub lokal telah menyebabkan kerusuhan internal, tunggakan gaji pemain hingga pembatalan keikutsertaan dalam Liga Super Malaysia musim mendatang.
Dilaporkan, sedikitnya lima klub Liga Super Malaysia mengalami tunggakan gaji pemain yang nilainya mencapai puluhan juta ringgit Malaysia.
Bahkan, ada pemain yang belum menerima gaji hingga enam bulan lamanya!
Klub Berguguran
Salah satu kejutan terbesar datang dari Perak FC, klub legendaris Malaysia yang memutuskan mundur dari Liga Super Malaysia musim depan.
BACA JUGA:Datang ke Kopi Good Day DBL Festival 2025, Pramono Anung Umumkan Kerjasama Program Anak Muda
Keputusan itu diumumkan oleh petinggi klub, Datuk Seri Azim Zabidi, yang mengaku telah mengeluarkan dana hingga RM40 juta dalam tiga tahun terakhir, tapi tetap gagal menstabilkan keuangan tim.
“Kami sudah mencoba segalanya. Tapi situasinya sulit, dan kami harus membuat keputusan pahit,” ujar Azim kepada media lokal.
Keputusan mundur ini tak hanya mengejutkan fans, tapi juga menjadi sinyal keras bahwa krisis finansial di tubuh klub Malaysia bukan main-main.
Masalah serupa juga menyeret klub lain seperti Sri Pahang FC, yang bahkan ditinggalkan pemiliknya, Tengku Abdul Rahman Sultan Ahmad Shah, karena tak sanggup lagi mengelola tim di tengah tekanan finansial.
Tak hanya itu, Kelantan Darul Naim FC (KDN FC) dan Kedah Darul Aman FC (KDA FC) juga berada di ambang krisis. Dua klub ini terancam tidak memperoleh lisensi nasional jika tak menyelesaikan tunggakan gaji sebelum batas waktu 10 Mei 2025.
Fenomena klub “mati suri” bukan hal baru di Malaysia. Sebelumnya, Sarawak United, Melaka United, dan Kelantan FC sudah lebih dulu tersingkir dari peta karena masalah yang sama—tak mampu bayar gaji pemain.
Hal ini membuat publik bertanya: “Apa yang sebenarnya terjadi dengan sistem pengelolaan sepak bola di Malaysia?”
AFC Tidak Campur Tangan
Meski krisis ini sudah menjadi buah bibir hingga ke tingkat regional, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menyatakan tak akan ikut campur. Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal AFC, Datuk Seri Windsor Paul.
“Kami tahu situasinya, tapi ini adalah urusan domestik. Biarkan Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan Liga Sepak Bola Malaysia (MFL) yang menyelesaikannya,” kata Windsor dikutip dari Arena Metro.
BACA JUGA:Kalteng Masuk Daftar Provinsi dengan Inflasi Terendah April 2025, Ini Komoditas Pemicunya
Ia juga menegaskan bahwa kepemimpinan baru FAM dan MFL harus diberi ruang untuk menyusun strategi penyelamatan sepak bola nasional.
“Cukup menyedihkan memang ketika sebuah klub harus bubar hanya karena masalah keuangan kronis. Itu adalah kerugian besar, bukan hanya untuk pemain, tapi juga untuk penggemar dan pengembangan talenta lokal,” tambahnya.
Dengan begitu banyak klub yang kolaps karena masalah tunggakan gaji dan manajemen buruk, krisis ini menjadi peringatan keras bahwa sepak bola bukan hanya soal pertandingan, tapi juga soal tata kelola dan tanggung jawab finansial.
Jika tak segera dibenahi, bukan tak mungkin akan ada gelombang kedua klub yang berguguran, dan reputasi Liga Super Malaysia pun kian merosot.
Sumber: