BNPB: 9.455 Warga Kapuas Terdampak Banjir, 18 Desa Terendam Akibat Hujan Deras

Banjir Kalteng-Istimewa-
KAPUAS, DISWAY.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan terbaru penanganan bencana alam di berbagai wilayah Indonesia, termasuk banjir yang melanda Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, Sabtu (4/10/2025) malam.
Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam, menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi permukiman warga.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Kapuas, sedikitnya 18 desa di tiga kecamatan terdampak, yakni Kapuas Hulu, Pasak Talawang, dan Kapuas Tengah.
BACA JUGA:99 Kecamatan di Kalteng Berisiko Tinggi Banjir, BPBD Siapkan Langkah Antisipasi
“Sebanyak 5.385 kepala keluarga atau 9.455 jiwa terdampak banjir. Fasilitas umum juga ikut terendam, termasuk empat fasilitas kesehatan, 23 tempat ibadah, 31 fasilitas pendidikan, 20 kantor pemerintahan, 46 titik jembatan, dan 53 titik jalan,” tulis BNPB dalam laporan resmi, Kamis (9/10/2025).
BPBD Kapuas bersama aparat setempat telah melakukan asesmen cepat dan penanganan darurat.
Tim gabungan mengevakuasi warga ke lokasi aman serta mendistribusikan bantuan logistik bagi masyarakat terdampak. Hingga Rabu (8/10), ketinggian air di beberapa wilayah masih bervariasi, dan sebagian besar belum surut.
Petugas di lapangan juga mengimbau warga untuk tetap waspada mengingat curah hujan di wilayah hulu masih tinggi. Warga diminta segera mengungsi apabila debit air kembali meningkat.
BACA JUGA:Kemenkum Gelar Harmonisasi Raperbup Barito Selatan soal Insentif Guru dan Tenaga Kependidikan
Sementara itu, BNPB mencatat total tiga kejadian bencana akibat cuaca ekstrem dan banjir di Indonesia hingga Kamis (9/10) pukul 07.00 WIB.
Selain Kapuas, angin kencang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, dan banjir rob di Kota Dumai, Riau, turut dilaporkan menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan rumah warga.
Merespons kondisi tersebut, BNPB mengimbau masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan angin kencang, yang kerap meningkat saat peralihan musim.
“Pemerintah daerah perlu memperkuat sistem peringatan dini dan memastikan kesiapan sarana prasarana penanggulangan bencana di wilayah masing-masing,” tulis BNPB dalam keterangannya.
BACA JUGA:Palangka Raya Dukung Penanaman Jagung Serentak, Gubernur: Kalteng Siap Jadi Lumbung
Sumber: