Kalteng Masuk Daftar Provinsi dengan Inflasi Terendah April 2025, Ini Komoditas Pemicunya

Palangkaraya-ilustrasi-
DISWAYKALTENG.ID - Kinerja pengendalian inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada April 2025 patut diapresiasi.
Berdasarkan rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), Kalteng berhasil masuk dalam enam besar provinsi dengan tingkat inflasi bulanan terendah di seluruh Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian harga berbagai kebutuhan pokok dan komoditas strategis di daerah ini masih terjaga dengan baik.
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menjelaskan bahwa inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) pada April 2025 tercatat sebesar 0,61 persen.
"Angka ini lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 1,17 persen. Ini artinya Kalteng mampu menjaga kestabilan harga lebih baik dari rata-rata nasional," ujar Agnes saat konferensi pers, dikutip Sabtu (3/5/2025).
Inflasi Tahunan dan Kalender Masih Aman
BACA JUGA:Kalteng Darurat Ekologis, 68 Persen Lahan Dikuasai Industri Besar, Walhi Desak Pemerintah Bertindak!
Tak hanya inflasi bulanan yang terkendali, inflasi tahunan atau year-on-year (y-on-y) di Kalteng juga terbilang rendah, yaitu 1,21 persen. Sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/y-to-d) tercatat 1,29 persen.
Capaian ini menjadi bukti bahwa kebijakan pengendalian harga dan distribusi barang strategis di Kalimantan Tengah masih efektif.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait dianggap berhasil menjaga suplai dan permintaan pasar tetap seimbang, terutama pasca Lebaran.
Tarif Listrik dan Emas Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi
Menurut BPS, terdapat beberapa komoditas penyumbang utama inflasi di Kalteng pada April 2025. Yang paling menonjol adalah tarif listrik yang menyumbang inflasi 0,60 persen.
“Ini terjadi karena berakhirnya program diskon listrik pascabayar yang sebelumnya berlaku selama dua bulan. Setelah diskon dihentikan, tarif kembali normal, dan akhirnya memicu lonjakan inflasi,” jelas Agnes.
Selain listrik, harga emas perhiasan juga naik cukup tajam dan menyumbang inflasi sebesar 0,13 persen.
BACA JUGA:Kapolda Kalteng Murka, Ormas Grib Jaya Diselediki Usai Segel PT Bumi Asri Pasaman
Naiknya harga emas ini dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global, yang biasanya mendorong masyarakat untuk berinvestasi pada logam mulia, sehingga permintaan meningkat dan harga ikut naik.
Tak hanya itu, sejumlah bahan pangan juga turut menyumbang meski kecil, seperti:
-
Ikan gabus: 0,02 persen
-
Kangkung: 0,02 persen
-
Bayam: 0,02 persen
Daging Ayam dan Bahan Bakar Rumah Tangga Turun Harga
Meski ada inflasi, beberapa komoditas justru mengalami penurunan harga alias deflasi dan turut menahan laju inflasi di Kalimantan Tengah.
Yang paling signifikan adalah daging ayam ras, yang memberikan andil deflasi sebesar 0,17 persen. Penurunan ini terjadi seiring dengan berkurangnya permintaan pasca Lebaran, sementara pasokan tetap tinggi.
Komoditas lainnya yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi antara lain:
-
Bahan bakar rumah tangga: -0,04 persen
-
Angkutan udara: -0,03 persen
-
Bensin: -0,02 persen
-
Rampela hati ayam: -0,02 persen
Palangka Raya Jadi Kota dengan Inflasi Tertinggi di Kalteng
Dari sisi spasial, seluruh wilayah yang masuk dalam cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kalimantan Tengah mengalami inflasi bulanan (m-to-m).
Berikut rinciannya:
-
Palangka Raya: 0,67 persen
-
Kabupaten Kapuas: 0,62 persen
-
Sampit: 0,56 persen
-
Sukamara: 0,29 persen
Palangka Raya tercatat sebagai kota dengan tingkat inflasi tertinggi di provinsi ini, didorong terutama oleh tarif listrik dan harga pangan segar.
Melihat tren ini, BPS Kalimantan Tengah menegaskan pentingnya pemantauan harga secara rutin terhadap komoditas strategis, terutama yang berpotensi memicu inflasi musiman.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait, termasuk pemda, distributor, hingga pelaku pasar agar kestabilan harga tetap terjaga. Kita perlu waspadai harga pangan menjelang pertengahan tahun,” tutup Agnes.
Sumber: