Pemkot Palangka Raya Dorong Penulis Muda Angkat Budaya Lokal Lewat Literasi

Pemkot Palangka Raya Dorong Penulis Muda Angkat Budaya Lokal Lewat Literasi

Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo, saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal.-ist-

PALANGKA RAYA, DISWAY.ID– Kalimantan Tengah tak hanya kaya akan sumber daya alam, tapi juga memiliki warisan budaya dan kearifan lokal yang melimpah. Semua itu diyakini bisa dilestarikan sekaligus diperkenalkan ke generasi muda melalui jalur literasi.

Hal itu disampaikan Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo, saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal di Aula Kasanang Atei, Rabu (24/9/2025).

Literasi Jadi Jalan Melestarikan Budaya

Andjar menegaskan, kearifan lokal yang diwariskan nenek moyang adalah aset berharga yang mengandung nilai luhur, pengetahuan tradisional, hingga praktik berkelanjutan yang relevan dengan kehidupan modern.

BACA JUGA:Huma Betang Night Jadi Sorotan, Pemprov Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Berbasis Budaya

Menurutnya, bimtek ini bukan sekadar pelatihan menulis, tapi juga bagian dari upaya membangun smart society atau masyarakat cerdas melalui penguatan budaya literasi.

“Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan Bimtek ini. Semoga semakin banyak penulis muda yang terinspirasi menggali potensi daerahnya lalu menuliskannya dengan bahasa yang menarik dan mudah dipahami,” ucap Andjar.

Harapan Lahirnya Penulis Lokal

Ia menambahkan, melalui kegiatan ini diharapkan lahir penulis-penulis lokal yang mampu menghasilkan karya berkualitas, sehingga kearifan lokal Kalimantan Tengah tak hanya dikenal di lingkup daerah, tapi juga bisa menjadi bagian dari literatur budaya nasional bahkan internasional.

BACA JUGA:Pasar Murah Pemprov: 1.000 Paket Sembako Digratiskan untuk Warga

“Kalau penulis lokal semakin banyak, budaya kita bisa terus terjaga sekaligus dikenalkan lebih luas. Ini bukan hanya soal tulisan, tapi juga tentang identitas dan kebanggaan daerah,” tutupnya.

Sumber: