Pemkot Palangka Raya Hadapi Tantangan Program MBG di Kawasan Bantaran Sungai

Pj Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, saat memimpin rapat percepatan penyelenggaraan Program MBG-ist-
PALANGKA RAYA, DISWAY.ID– Pemerintah Kota PALANGKA RAYA terus berupaya mempercepat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi peserta didik.
Namun, implementasi program ini masih menemui sejumlah tantangan, terutama di wilayah bantaran sungai yang jumlah siswanya terbatas.
Hal ini disampaikan Pj Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, saat memimpin rapat percepatan penyelenggaraan Program MBG di Aula Peteng Karuhei I, Kantor Wali Kota Palangka Raya, Senin (8/9/2025).
BACA JUGA:Pemprov Dukung Gerakan Pangan Murah RRI Fest 2025, Harga Sembako Dijual Terjangkau
Kendala di Bantaran Sungai
Menurut Arbert, aturan dalam petunjuk teknis (juknis) program MBG mengharuskan adanya dapur yang bisa mengakomodasi minimal 1.000 hingga 3.000 siswa. Sayangnya, jumlah peserta didik di sekolah-sekolah kawasan bantaran sungai tidak mencapai angka tersebut.
"Ketentuan juknis MBG, salah satunya adalah tersedianya dapur yang bisa mengakomodir 3.000 siswa atau minimal 1.000 siswa. Permasalahannya, di kawasan bantaran sungai jumlah peserta didik tidak sampai 1.000 siswa. Nah, ini yang perlu kita cari solusinya,” jelas Arbert.
Satgas MBG Siap Dibentuk
Untuk mengatasi hambatan tersebut, Pemkot Palangka Raya segera membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penyelenggaraan Program MBG. Satgas ini nantinya akan mendorong pelaksanaan program agar tepat sasaran sekaligus melakukan evaluasi di lapangan.
BACA JUGA:Nanas Parigi Menuju Pengakuan Indikasi Geografis, Kemenkum Kalteng Dorong Sinergi Daerah
Arbert menegaskan bahwa Pemkot tengah menyiapkan langkah-langkah agar anak-anak di bantaran sungai tetap bisa memperoleh manfaat dari program MBG, meski jumlah siswanya tidak sesuai ketentuan.
Harapan untuk Pemerataan
Arbert berharap melalui Satgas ini, program MBG dapat berjalan optimal, tidak hanya di sekolah-sekolah dengan jumlah murid besar, tetapi juga di kawasan yang memiliki keterbatasan.
“Koordinasi lintas sektor akan kita lakukan agar pelaksanaan program lebih efektif dan merata, sehingga anak-anak di seluruh Palangka Raya bisa mendapatkan manfaat yang sama,” pungkasnya.
Sumber: