Gejala sugar crash:
- Mengantuk
- Badan terasa lemas
- Konsentrasi menurun
- Mood mudah berubah
- Rasa lapar berlebihan
Biasanya kondisi ini muncul dalam satu hingga dua jam setelah konsumsi minuman berenergi. Siklus lonjakan energi yang cepat lalu turun tajam inilah yang membuat tubuh terasa lebih lelah dibanding sebelum minum.
3. Toleransi Kafein: Efeknya Makin Lama Makin Melemah
Kafein bersifat adiktif. Jika dikonsumsi secara rutin, tubuh akan membentuk toleransi terhadap kafein.
Artinya, dosis yang sebelumnya efektif memberikan efek segar, lama-kelamaan tidak lagi memberikan dampak yang sama. Akibatnya:
- Perlu konsumsi lebih banyak
- Efek segar makin singkat
- Tubuh lebih cepat merasa lelah
Inilah yang membuat banyak orang justru ketergantungan minuman berenergi tanpa mendapatkan manfaat optimalnya lagi.
4. Gejala Putus Kafein yang Menyamar Sebagai Kelelahan
Konsumsi minuman berenergi secara rutin juga dapat menyebabkan ketergantungan kafein. Saat asupan kafein tiba-tiba dikurangi atau dihentikan, tubuh bisa mengalami gejala putus kafein.
Gejala umum putus kafein meliputi:
- Kelelahan ekstrem
- Sakit kepala
- Sulit berkonsentrasi
- Iritabilitas
- Mual dan gangguan pencernaan
Gejala ini sering membuat seseorang kembali mengonsumsi minuman berenergi, sehingga terjebak dalam lingkaran ketergantungan yang sulit diputus.
5. Gangguan Pola Tidur yang Menumpuk Diam-Diam
Meski bisa membuat terjaga dalam waktu singkat, minuman berenergi sangat berpotensi merusak kualitas tidur, apalagi jika dikonsumsi pada sore atau malam hari.
Asupan kafein tinggi berkaitan dengan:
- Sulit tidur
- Sering terbangun di malam hari
- Insomnia
- Tidur tidak nyenyak
Gangguan tidur ini akan menumpuk dari hari ke hari, sehingga menyebabkan kelelahan kronis di siang hari, meskipun seseorang terus mengandalkan minuman berenergi untuk bertahan.
Ironisnya, semakin kurang tidur, semakin besar dorongan untuk minum minuman energi lagi.
Dampak Jangka Panjang Minuman Berenergi Tak Bisa Dianggap Sepele