Gubernur Agustiar Sabran Resmi Dilantik Jadi Ketua Mabida Pramuka Kalteng 2025–2030

PALANGKA RAYA, DISWAY.ID-- Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn) Budi Waseso, resmi melantik Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, sebagai Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Pramuka periode 2025–2030.

Prosesi pelantikan berlangsung khidmat di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (21/8/2025).

Selain Gubernur, jajaran Mabida lainnya juga dikukuhkan. Wakil Gubernur Edy Pratowo dipercaya sebagai Wakil Ketua, sedangkan Plt Sekda Leonard S Ampung ditetapkan sebagai Sekretaris.

BACA JUGA:PUPR Kalteng Survei Jalan Lingkungan Kampus UIN Palangka Raya

Istri Gubernur, Aisyah Thisia Agustiar Sabran, yang juga menjabat Ketua Kwarda Pramuka Kalteng, turut dilantik sebagai Wakil Sekretaris II Mabida.

Pelantikan ini sekaligus menandai pengesahan 73 pengurus Mabida sesuai SK Kwarnas Nomor 128/2025, serta 48 pengurus Kwarda berdasarkan SK Nomor 129/2025.

Pada kesempatan yang sama, Thisia juga melantik 14 bupati/wali kota se-Kalteng sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab).

Kolaborasi untuk Generasi Muda

Dalam sambutannya, Thisia mengajak seluruh elemen di Kalteng untuk memperkuat sinergi memajukan Gerakan Pramuka.

“Mari kita berkolaborasi agar kegiatan kepramukaan benar-benar menjadi wadah pembinaan karakter generasi muda. Kita bangun Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila, dengan harkat dan martabat Huma Betang,” ucapnya.

BACA JUGA:100 Hari Kepemimpinan Agustiar Sabran – Edy Pratowo: Raih 72,4% Kepuasan Publik

Senada, Gubernur Agustiar menegaskan pentingnya Pramuka sebagai benteng pembentukan karakter di era globalisasi dan digitalisasi.

“Anak-anak kita tidak cukup hanya pintar secara akademis, tetapi juga harus memiliki attitude, mindset, dan karakter yang kuat,” tegasnya.

Ia juga meminta dukungan penuh para bupati dan wali kota, termasuk dalam hal alokasi anggaran untuk Jambore Nasional 2026.

Pesan Budi Waseso

Ketua Kwarnas Pramuka, Budi Waseso, menekankan bahwa Pramuka bukan sekadar kegiatan tambahan, melainkan gerakan pendidikan transformatif.

Sumber: