BI: Uang Beredar Meningkat Rp18,6 Trilun tapi Pertumbuhan Melambat, Apa Dampaknya ke Ekonomi?

BI: Uang Beredar Meningkat Rp18,6 Trilun tapi Pertumbuhan Melambat, Apa Dampaknya ke Ekonomi?

Uang Rupiah--

Untuk memberikan gambaran lebih rinci, M2 terdiri dari beberapa komponen penting:

  • Uang Beredar Sempit (M1)
  • Pangsa: 55,6% dari M2
  • Nilai: Rp5.226,3 triliun
  • Pertumbuhan: 6,3% YoY
  • Penyumbang utama: Giro rupiah serta uang kartal (uang tunai) di luar bank.

Uang Kartal

  • Nilai: Rp1.033,6 triliun
  • Pertumbuhan: 10,7% YoY
  • Termasuk uang kertas dan logam yang beredar di masyarakat.

Uang Kuasi

  • Pangsa: 43,3% dari M2
  • Nilai: Rp4.077,3 triliun
  • Pertumbuhan: 1,5% YoY
  • Simpanan berjangka: tumbuh 2,0%
  • Tabungan lainnya: tumbuh 9,4%
  • Giro valas: terkontraksi -2,9%

M0 Adjusted: Uang Primer Naik Signifikan

BACA JUGA:Piala Presiden 2025 Resmi Dimulai: Jadwal Lengkap, Tim Peserta, dan Gengsi Turnamen Pramusim

Bank Indonesia juga mencatat Uang Primer (M0) Adjusted pada Mei 2025 sebesar Rp1.939,1 triliun, atau naik 14,5% YoY.

Ini merupakan indikasi bahwa permintaan uang tunai meningkat, baik untuk kebutuhan transaksi maupun karena faktor musiman.

Rinciannya:

  • Uang kartal: tumbuh 14,5% YoY
  • Giro Bank Umum di BI: tumbuh 10,1% YoY

Apa Dampaknya ke Ekonomi?

Pertumbuhan uang beredar yang stabil, meskipun sedikit melambat, menandakan bahwa likuiditas dalam sistem keuangan Indonesia masih terjaga. Ini penting untuk mendukung:

  • Konsumsi rumah tangga
  • Investasi dunia usaha

Pembiayaan proyek pemerintah

Namun, BI juga perlu menjaga agar pertumbuhan likuiditas ini tidak mendorong inflasi terlalu tinggi, terutama di tengah dinamika global dan tekanan geopolitik.

 

Sumber: