Harga Gabah Naik Jadi Rp6.500 per Kg, Petani Kotawaringin Timur Sumringah!

Harga Gabah Naik Jadi Rp6.500 per Kg, Petani Kotawaringin Timur Sumringah!

Petani/ilustrasi-Istimewa-

DISWAYKALTENG.ID - Para petani di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kini bisa bernapas lebih lega.

Pasalnya, pemerintah secara resmi menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) melalui Perum Bulog menjadi Rp6.500 per kilogram mulai 15 Januari 2025.

Kenaikan harga ini tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 14 Tahun 2025 dan membawa angin segar bagi kesejahteraan petani.

“Alhamdulillah, dampaknya sangat terasa. Selisih harganya cukup lumayan dibandingkan menjual ke tengkulak selama ini,” ungkap Joni, seorang petani di Sampit, dikutip dari Antara, Kamis 17 April 2025.

Dulu Dijual ke Tengkulak Rp3.000, Kini Naik Dua Kali Lipat

Cerita tentang harga gabah yang timpang dari tengkulak bukan hal baru bagi petani.

Muksin, Kepala Desa Lampuyang, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, mengungkapkan bahwa sebelumnya para petani menjual gabah ke tengkulak karena prosesnya cepat dan praktis—meski dengan harga yang jauh dari layak.

“Dulu tengkulak dari Kapuas beli gabah cuma Rp3.000 sampai Rp3.500 per kilogram. Kadang-kadang ada yang nawar sampai Rp3.700, itu udah paling tinggi,” ujarnya.

BACA JUGA:Pemprov Kalteng Targetkan Kartu Huma Betang Rampung 2026: Satu Kartu untuk Semua Bantuan Sosial

Namun kini, dengan HPP GKP yang naik menjadi Rp6.500 per kilogram, petani merasakan keuntungan yang jauh lebih besar. Harga jual gabah naik hampir dua kali lipat dibanding harga yang biasa ditawarkan tengkulak. Tak heran bila kini petani lebih memilih menjual hasil panennya langsung ke Bulog.

“Sekarang petani bisa dapat untung yang lebih layak, dan yang paling penting, permainan harga dari tengkulak bisa ditekan,” tambah Muksin.

Lumbung Padi Kotim Semakin Bergairah

Desa Lampuyang, yang dikenal sebagai lumbung padi Kabupaten Kotawaringin Timur, memiliki potensi lahan sawah mencapai 8.000 hektare, di mana sekitar 4.500 hektare sudah aktif ditanami. Dengan perbaikan sistem pengairan, semangat bertani semakin meningkat.

“Tahun lalu sudah dibenahi 45 kilometer saluran air. Sekarang air sudah bisa keluar dengan baik. Harapan kami tahun ini bisa dilanjutkan lagi 60 kilometer pengairan primer dan sekunder,” jelas Muksin.

Dengan sistem irigasi yang membaik dan harga gabah yang stabil, para petani kini menatap masa depan pertanian yang lebih cerah. Lahan yang belum dimanfaatkan pun kini mulai dilirik untuk digarap.

Bulog Targetkan Serap 1.700 Ton Gabah Tahun Ini

Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur, Muhammad Azwar Fuad, menjelaskan bahwa luas tanam tahun ini diperkirakan lebih dari 8.000 hektare.

Jika diasumsikan produksi rata-rata 4 ton per hektare, maka potensi gabah yang bisa dihasilkan mencapai 32.000 ton.

“Target penyerapan kami di tahun 2025 ini minimal 1.700 ton. Kami optimistis bisa mencapainya. Sesuai tugas dari pemerintah, kami siap menyerap seluruh hasil panen petani,” tegas Fuad.

BACA JUGA:Koperasi Desa: Antara Gerakan Ekonomi Rakyat dan Alat Program Negara

Namun, ia juga menyampaikan bahwa Bulog tidak membatasi petani jika ada pembeli swasta yang menawarkan harga lebih tinggi dari HPP.

“Kalau ada pengusaha yang mau beli lebih dari Rp6.500, ya silakan saja. Petani tentu berhak mendapat harga terbaik untuk hasil kerja keras mereka,” ujarnya.

Kenaikan Harga Gabah: Harapan Baru untuk Pertanian Nasional

Kenaikan harga pembelian pemerintah gabah pada 2025 ini menjadi sinyal positif bahwa negara mulai serius memperhatikan kesejahteraan petani.

Dalam jangka panjang, kebijakan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tapi juga menciptakan ketahanan pangan yang lebih stabil di berbagai daerah, termasuk Kalimantan Tengah.

 

Lebih dari itu, kondisi yang mulai kondusif juga menciptakan ekosistem pasar gabah yang sehat, bebas dari intervensi harga oleh tengkulak. Para petani pun merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk terus meningkatkan produksi.

Sumber: