Timnas Indonesia Akhiri Perjalanan Panjang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia

Timnas Indonesia--
DISWAYKALTENG.ID - Perjalanan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 berakhir di putaran keempat Zona Asia. Meski gagal menembus fase akhir, pencapaian ini tetap dianggap luar biasa, mengingat Indonesia memulai langkah dari babak pertama dengan status sebagai salah satu tim berperingkat terendah di Asia.
Saat kualifikasi dimulai pada 12 Oktober 2023, Indonesia masih menempati peringkat ke-150 dunia versi FIFA. Namun dalam waktu dua tahun, Shin Tae-yong berhasil membalikkan keadaan dan membawa skuad Garuda mencatat sejarah baru.
Awal Manis: Menggilas Brunei 12-0 di Babak Pertama
Indonesia mengawali langkah dengan menghadapi Brunei Darussalam di putaran pertama.
Hasilnya luar biasa — Rizky Ridho dkk. menang dua kali dengan skor identik 6-0, baik di kandang maupun tandang.
Hasil itu membuat optimisme mulai tumbuh di kalangan pendukung Garuda. Pasalnya, permainan Indonesia mulai menunjukkan identitas baru: lebih tenang, terorganisir, dan agresif di depan gawang lawan.
Putaran Kedua: Menjungkirbalikkan Prediksi
Masuk ke putaran kedua, Indonesia tergabung di Grup F bersama Irak, Vietnam, dan Filipina. Di atas kertas, Garuda kembali dianggap sebagai underdog karena berasal dari pot keempat.
Namun hasil di lapangan bercerita lain.
Timnas Indonesia tampil garang dan berhasil finis sebagai runner-up grup, hanya kalah dari Irak.
Poin tertinggi datang saat Indonesia dua kali menumbangkan Vietnam, rival bebuyutan ASEAN, serta tak terkalahkan lawan Filipina.
Shin Tae-yong sukses mengubah persepsi: Indonesia bukan lagi tim pelengkap, melainkan tim yang bisa menantang siapa pun di Asia Tenggara.
Putaran Ketiga: Lolos ke Grup Maut Bersama Jepang dan Australia
Dengan keberhasilan melangkah ke putaran ketiga, peringkat FIFA Indonesia naik ke posisi 134 dunia. Meski begitu, nasib belum berpihak di undian grup.
Indonesia tergabung di Grup C, bersama tiga raksasa Asia: Jepang, Australia, dan Arab Saudi.
Walau sulit, Garuda menorehkan beberapa hasil mengejutkan:
-
Menahan Australia 0-0 di Jakarta,
-
Menang 2-0 atas Arab Saudi,
-
Dan bertarung ketat di beberapa laga lain.
Namun pada akhirnya, Indonesia finis di peringkat keempat Grup C, di bawah Jepang, Australia, dan Arab Saudi.
Posisi ini tetap membuka peluang ke putaran keempat, melanjutkan mimpi ke Piala Dunia.
Putaran Keempat: Mimpi Tertahan karena Blunder
Di putaran keempat, Indonesia masuk Grup B bersama Arab Saudi dan Irak. Sayangnya, harapan itu akhirnya padam. Dua kekalahan beruntun membuat Indonesia tersingkir dari perburuan tiket ke Piala Dunia 2026.
Meski gagal, Jay Idzes dan rekan-rekan tetap menunjukkan semangat luar biasa, terutama dalam menjaga intensitas permainan melawan tim-tim yang jauh lebih berpengalaman.
Blunder Masih Jadi Momok Besar
Di balik performa positif, kesalahan individu atau blunder masih menjadi catatan besar.
Sepanjang 20 laga, Indonesia melakukan 12 blunder yang langsung berujung pada gol lawan — angka yang tergolong tinggi di level kualifikasi.
Beberapa blunder paling menonjol antara lain:
-
Marc Klok gagal menyapu bola bersih saat kalah dari Irak (1-5),
-
Jordi Amat mencetak gol bunuh diri di laga yang sama,
-
Justin Hubner melakukan handball fatal saat lawan Irak di pertemuan kedua,
-
Ernando Ari kehilangan bola di area berbahaya,
-
Shayne Pattynama kehilangan bola yang berujung gol saat melawan China,
-
Yakob Sayuri menarik kaus lawan di kotak penalti saat melawan Arab Saudi, membuat Garuda kehilangan poin berharga.
Kesalahan-kesalahan itu menjadi pembeda nyata antara Indonesia dan tim-tim top seperti Jepang, yang hanya kebobolan 3 gol dalam 16 pertandingan dan cuma 1 karena blunder.
Statistik Perjalanan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
???? 20 Pertandingan
✅ 8 Menang
???? 4 Imbang
❌ 8 Kalah
⚽️ Gol: 31
???? Kebobolan: 32
⚡️ Blunder: 12 kali
Meski tersingkir, performa Indonesia bisa dibilang salah satu yang paling progresif di Asia Tenggara.
Dari peringkat 150 dunia hingga bisa menahan raksasa seperti Australia dan Arab Saudi — ini merupakan kemajuan besar.
Belum Waktunya, Tapi Mimpi Sudah di Depan Mata
Kegagalan ini bukan akhir, melainkan titik balik bagi sepak bola Indonesia.
Dengan skuad muda seperti Jay Idzes, Justin Hubner, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, hingga Rafael Struick, masa depan Garuda tampak cerah.
Jika proses pembinaan, mental bertanding, dan disiplin bisa terus dijaga, bukan tidak mungkin Piala Dunia 2030 atau 2034 akan menjadi panggung debut Indonesia.
Dari Tim Terlemah Jadi Harapan Baru Asia
Dua tahun lalu, Indonesia hanyalah “tim kecil” di ranking bawah FIFA. Kini, Garuda bisa menatap mata Jepang, Australia, dan Arab Saudi tanpa takut.
Meski perjalanan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 harus berakhir, Indonesia pulang dengan kepala tegak, membawa pelajaran penting bahwa konsistensi dan fokus lebih berharga dari sekadar euforia.
Sumber: