Terungkap! Begini Cara FIFA Bongkar Pemalsuan Dokumen Pemain Malaysia!

Timnas Malaysia saat kemenangan tipis 1-0 atas Timnas Palestina--
DISWAYKALTENG.ID - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akhirnya mengumumkan hasil penyelidikan panjang terkait dugaan pemalsuan dokumen pemain naturalisasi Timnas Malaysia dalam Kualifikasi Piala Asia 2027.
Hasilnya mengejutkan: FIFA menyatakan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terbukti lalai dan gagal memverifikasi dokumen asli para pemainnya, hingga mengakibatkan manipulasi data silsilah dan tempat lahir.
Dalam laporan resmi setebal 19 halaman yang dirilis pada 6 Oktober 2025, FIFA menjelaskan bahwa mereka membutuhkan lebih dari dua bulan untuk mengumpulkan semua informasi terkait asal-usul para pemain naturalisasi Malaysia.
Proses ini dimulai sejak 11 Juni setelah menerima laporan resmi dari salah satu federasi anggota, hingga 22 Agustus, saat penyelidikan dibuka secara penuh.
BACA JUGA:Kabar Baik Timnas Indonesia! Ole Romeny dan Calvin Verdonk Siap Tempur Lawan Irak
Hasilnya menunjukkan bahwa FAM dan tujuh pemain naturalisasi gagal menjalankan pemeriksaan mendalam terhadap dokumen kewarganegaraan dan akta kelahiran yang mereka gunakan untuk memenuhi syarat bermain bagi Malaysia.
“Kemampuan FIFA memperoleh dokumen asli tanpa hambatan apa pun menunjukkan bahwa FAM dan para pemain gagal melakukan verifikasi yang diperlukan,” tulis laporan Komite Disiplin FIFA (FDC) dalam paragraf ke-51.
Sistem Canggih FIFA Ungkap Kejanggalan
FIFA menjelaskan bahwa keberhasilan menemukan bukti pemalsuan tidak lepas dari penggunaan Transfer Matching System (TMS) dan FIFA Clearing House (FCH) — dua sistem digital yang mengelola data pemain global.
-
TMS telah beroperasi sejak 2010 dan menyimpan data registrasi pemain, kontrak, serta riwayat kewarganegaraan.
-
FCH, yang berjalan sejak 2022, memusatkan transaksi keuangan antar klub sekaligus mendorong transparansi dan mencegah penipuan.
Kedua sistem ini memungkinkan FIFA mendeteksi anomali dalam data pemain di seluruh dunia secara real-time, termasuk dalam kasus Malaysia.
Namun, menurut laporan media Vietnam Danviet.vn, FIFA tetap harus menempuh jalur administratif dan diplomatik untuk memastikan keaslian dokumen akta kelahiran kakek-nenek pemain, sebab sistem elektronik seperti TMS dan FCH tidak memantau catatan sipil.
Bukti Pemalsuan Ditemukan dalam Dokumen Asli
BACA JUGA:Ulsan HD FC Resmi Pecat Shin Tae-yong Setelah Serangkaian Hasil Buruk di K League 1
Dalam paragraf ke-45 hingga ke-48, FDC menjelaskan bahwa mereka telah membandingkan tiga jenis dokumen:
-
Salinan yang diserahkan oleh FAM,
-
Salinan yang diterbitkan ulang oleh Departemen Registrasi Nasional (NRD) Malaysia, dan
-
Dokumen asli dari lembaga pencatatan sipil asing.
Hasilnya, ditemukan perbedaan signifikan dalam tempat lahir dan silsilah kakek-nenek tujuh pemain naturalisasi Malaysia.
NRD bahkan mengakui tidak pernah menerima dokumen asli, melainkan hanya mengandalkan salinan dari keluarga pemain.
Begitu FIFA memperoleh dokumen resmi dari negara asal, ketidaksesuaian data langsung terungkap.
“FAM sebenarnya bisa memperoleh dokumen asli jika mengikuti prosedur yang benar,” tulis laporan tersebut.
“FAM tidak menunjukkan bukti bahwa mereka telah meminta bantuan diplomatik atau verifikasi ke Kedutaan Besar.”
Daftar Pemain Naturalisasi yang Terlibat Skandal
Tujuh pemain yang disebut dalam laporan FIFA adalah:
-
Hector Hevel
-
Gabriel Palmero
-
Facundo Garces
-
Rodrigo Holgado
-
Imanol Machuca
-
Joao Figueireido
-
Jon Irazabal
Ketujuh pemain ini diketahui menggunakan dokumen silsilah palsu untuk memperoleh status naturalisasi dan tampil bersama Timnas Malaysia di babak Kualifikasi Piala Asia 2027.
Sanksi Berat: FAM Didenda Rp7,3 Miliar dan Pemain Diskors 12 Bulan
FIFA menjatuhkan hukuman tegas kepada semua pihak yang terlibat dalam skandal ini.
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dijatuhi denda sebesar 350.000 franc Swiss atau sekitar Rp7,3 miliar.
Sementara itu, ketujuh pemain naturalisasi masing-masing dikenai denda 2.000 franc Swiss (sekitar Rp41,7 juta) dan larangan beraktivitas di sepak bola selama 12 bulan penuh.
Menurut pasal 64 dan 65 regulasi FIFA, pemalsuan dokumen merupakan tindakan curang yang mengakibatkan pengaruh signifikan terhadap hasil pertandingan, dan oleh karena itu tidak dapat ditoleransi dalam bentuk apa pun.
“Para pemain ini dengan sengaja memalsukan dokumen dan memengaruhi hasil pertandingan,” tulis FIFA.
“Skorsing satu pertandingan tidak cukup — hukuman 12 bulan adalah konsekuensi yang layak.”
Integritas Sepak Bola Jadi Taruhan
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi seluruh federasi sepak bola dunia tentang pentingnya transparansi, kejujuran, dan kehati-hatian dalam proses naturalisasi pemain.
FIFA menegaskan akan terus memantau setiap proses pendaftaran pemain agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Dengan teknologi TMS, FCH, dan Paspor Pemain Elektronik (EPP), FIFA kini bisa memverifikasi data pemain secara cepat dan menyeluruh. Tidak ada lagi ruang bagi manipulasi data atau pemalsuan asal-usul.
Sumber: