Paul Pogba Pimpin 51 Atlet Dunia Desak UEFA Tangguhkan Israel dari Sepakbola Internasional

Paul Pogba--
DISWAYKALTENG.ID - Kampanye untuk menangguhkan Israel dari kompetisi sepakbola internasional kini memasuki babak baru yang makin panas.
Sebanyak 51 atlet profesional dari berbagai negara menyatukan suara mereka dalam sebuah petisi resmi yang mendesak UEFA agar melarang Israel tampil di semua kompetisi hingga negara tersebut mematuhi hukum internasional terkait konflik Gaza.
Yang membuat gerakan ini jadi sorotan global adalah fakta bahwa Paul Pogba, juara dunia asal Prancis, berdiri di garda terdepan.
Kehadiran bintang besar seperti Pogba membuat petisi ini tak bisa dianggap angin lalu oleh UEFA maupun dunia sepakbola.
Athletes 4 Peace: "Olahraga Tidak Netral di Hadapan Ketidakadilan"
Koalisi yang menamakan diri Athletes 4 Peace menegaskan bahwa olahraga tidak boleh digunakan sebagai kedok untuk menutupi pelanggaran kemanusiaan. Dalam isi petisinya, mereka menyampaikan pesan tegas:
“Olahraga tidak netral di hadapan ketidakadilan. Diam berarti menerima bahwa nyawa sebagian orang lebih tidak berharga daripada yang lain.”
CEO Athletes 4 Peace, Ebs Rahman, menambahkan bahwa badan olahraga punya kewajiban moral untuk bertindak. “Ini bukan tentang politik, ini tentang kemanusiaan dan nilai-nilai yang diklaim dianut olahraga,” ujarnya.
BACA JUGA:Joey Pelupessy Ingatkan Timnas Indonesia Tetap Dingin Hadapi Arab Saudi dan Irak
Deretan Bintang yang Ikut Suarakan Boikot Israel
Selain Pogba, sejumlah nama besar ikut menandatangani petisi ini:
-
Hakim Ziyech, mantan bintang Chelsea dan Ajax
-
Cheick Doucoure, gelandang Crystal Palace
-
Sam Morsy, mantan kapten Ipswich Town
-
Moeen Ali, bintang kriket Inggris
-
Ajaz Patel (Selandia Baru) dan Abtaha Maqsood (Skotlandia) dari dunia kriket
-
Atlet tinju profesional seperti Ty Mitchell dan Zak Chelli
-
Pemain rugby Illiess Macani dari London Broncos
-
Joki wanita Khadijah Mellah
Bahkan klub profesional FC Palestino dari Chile, yang berdiri atas komunitas imigran Palestina, menjadi klub pertama yang ikut menandatangani dukungan resmi.
Tekanan Global Terhadap Israel
Petisi ini hadir bersamaan dengan seruan sebelumnya dari tokoh-tokoh penting seperti Eric Cantona, pemerintah Spanyol, hingga Federasi Sepakbola Turki.
Dari sisi kompetisi, posisi Israel sedang genting. Mereka kini berada di urutan ketiga Grup I kualifikasi Piala Dunia 2026, bersaing ketat dengan Italia untuk satu tiket play-off. Jika UEFA benar-benar menjatuhkan sanksi, otomatis mimpi Israel tampil di Amerika Utara bakal pupus.
Tak tinggal diam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut sedang melakukan lobi besar-besaran, termasuk ke petinggi FIFA dan UEFA, demi mencegah sanksi larangan.
BACA JUGA:TVRI Resmi Pegang Hak Siar Piala Dunia 2026, DPR: Saatnya Benahi Kualitas Siaran!
Ancaman Sanksi Berat, Belajar dari Kasus Timor Leste
Jika desakan ini berujung pada sanksi resmi, Israel bisa menghadapi skenario terburuk: pembekuan seluruh aktivitas sepakbola internasional.
Kasus serupa pernah dialami Timor Leste, yang terbukti memalsukan dokumen naturalisasi pemain Brasil. Hasilnya, mereka dilarang tampil di Piala Asia 2023 dan 36 pertandingan internasional mereka dibatalkan.
Dengan tekanan moral dari laporan PBB serta dukungan global yang kian menguat, peluang Israel untuk lolos dari sanksi makin tipis.
Sumber: