DISWAYKALTENG.ID - Dunia maya dihebohkan dengan kemunculan video parodi yang menampilkan sosok Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran.
Video tersebut dibuat oleh kreator konten bernama Saifullah (33), pemilik akun TikTok “Saif Hola”.
Namun, alih-alih memperpanjang masalah, Agustiar justru bersikap tenang dan memaafkan Saifullah, seraya mengajak masyarakat Kalteng untuk lebih bijak dalam bermedia sosial.
“Sebagai orang tua tentu saya memaafkan. Tidak mungkin pimpinan daerah memiliki dendam,” kata Agustiar.
Meski mengaku telah memaafkan, Gubernur Agustiar tak menampik bahwa dirinya cukup terganggu dengan video tersebut.
Baginya, video itu tidak sesuai dengan budaya lokal Kalimantan Tengah yang menjunjung tinggi etika dan kesantunan.
“Selaku pimpinan daerah, saya maafkan, tapi saya merasa cukup terganggu," ujarnya.
Meski begitu, Gubernur Agustiar Sabran menegaskan bahwa dirinya tidak anti kritik.
"Tapi saya berharap kritik disampaikan secara santun dan membangun, bukan dalam bentuk parodi yang berpotensi menyulut kesalahpahaman atau menyentuh harga diri orang lain," tuturnya.
Saifullah Minta Maaf
Permintaan maaf dari Saifullah disampaikan secara terbuka di Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng.
Dalam klarifikasinya, ia mengakui video tersebut murni idenya sendiri, tanpa ada unsur politik atau provokasi dari pihak manapun.
“Saya diundang oleh teman-teman wartawan dan organisasi masyarakat Dayak untuk memberi klarifikasi. Video itu kesalahan pribadi saya. Tidak ada pihak yang menyuruh,” ujar Saifullah.
Saifullah juga mengaku tidak menyangka bahwa video tersebut akan viral dan menimbulkan keresahan. Ia bahkan tidak menyadari bahwa parodi semacam itu bisa dianggap melanggar etika jurnalistik.
“Saya tidak tahu kalau wartawan punya kode etik. Hari ini saya baru paham, ternyata hal seperti itu tidak bisa dijadikan bahan lelucon,” tambahnya.
Video Sudah Dihapus
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Saifullah telah menghapus video tersebut dari akun TikTok miliknya dan berjanji tidak akan mengulangi hal serupa.
“Saya benar-benar minta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi. Itu kesalahan saya sebagai kreator konten,” tuturnya.
Bijak Bermedia Sosial Itu Penting
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa di era digital, siapa pun bisa menjadi kreator konten, tapi tetap harus tahu batas. Apa yang tampak lucu bagi satu pihak, bisa saja menyakitkan atau menyinggung pihak lain.
Agustiar Sabran berharap masyarakat, khususnya generasi muda di Kalimantan Tengah, bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Menyampaikan kritik boleh, asal santun. Berkreativitas juga boleh, asal tahu batas etika.
“Jangan mudah tergoda untuk viral dengan cara-cara yang bisa menyakiti orang lain. Bangunlah ruang digital yang sehat dan penuh respek,” pesan Agustiar.