Wagub Dorong Integrasi Sapi–Sawit Lewat Program SISKA

Selasa 16-12-2025,21:57 WIB
Reporter : Khomsurijal
Editor : Khomsurijal

PALANGKA RAYA — Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo menegaskan besarnya potensi perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi di Kalimantan Tengah yang perlu dikelola secara terintegrasi melalui Program Sistem Integrasi Sapi–Sawit (SISKA).

Program ini dinilai strategis untuk mendukung ketahanan pangan, swasembada daging, serta pembangunan industri sawit yang berkelanjutan.

Hal tersebut disampaikan Edy saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Peternakan dan Kesehatan Hewan di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalteng, Selasa (16/12/2025).

BACA JUGA:Hadiri Rakortek Peternakan Kalteng, Bupati Bartim Dukung Program SISKA dan Ketahanan Pangan

Menurut Edy, Rakortek tersebut membahas tiga program strategis sebagai pilar penguatan ketahanan pangan daerah, yakni SISKA, hilirisasi peternakan ayam terintegrasi, serta pencegahan dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS).

Ia menjelaskan, SISKA dirancang dengan prinsip saling menguntungkan antara perusahaan perkebunan kelapa sawit dan peternak.

Integrasi tersebut memungkinkan pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk organik untuk kebun sawit, sekaligus meningkatkan pendapatan peternak dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

“Program ini menciptakan ekosistem yang lebih efisien dan berkelanjutan, dengan nilai tambah bagi sektor pertanian dan peternakan,” ujarnya.

BACA JUGA:Peringati Hari Bakti PU ke-80, Pemprov Tegaskan Komitmen Infrastruktur untuk Rakyat

Edy juga meminta dukungan seluruh pemangku kepentingan, termasuk perusahaan dan asosiasi perkebunan kelapa sawit, serta Kementerian Pertanian RI.

Dukungan yang diharapkan meliputi pendampingan teknis, penyediaan bibit sapi unggul, fasilitasi permodalan, hingga pengembangan pasar.

Terkait hilirisasi peternakan ayam terintegrasi, Edy menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan upaya mewujudkan konsep Setiap Pulau Mandiri Protein.

Ia mendorong pemerintah kabupaten dan kota untuk mengembangkan budi daya jagung sebagai bahan baku pakan, serta meminta perusahaan sawit menyediakan bungkil inti sawit (BIS) guna mendukung industri pakan ternak.

BACA JUGA:Jelang Nataru, Pemkab Barito Timur Perketat Pengawasan Harga dan Stok Pangan

Sementara itu, dalam penanganan PHMS, Edy menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

Kategori :

Terpopuler

Kamis 18-12-2025,17:49 WIB

BSN Siapkan Dapur Umum di Aceh