DISWAYKALTENG.ID - Presiden FIFA, Gianni Infantino, menegaskan bahwa badan sepak bola dunia tidak bisa sembarangan memberikan sanksi kepada Israel meski tekanan dari berbagai pihak semakin keras.
Pernyataan Infantino ini langsung memicu perdebatan dan tudingan adanya standar ganda FIFA, terutama jika dibandingkan dengan kasus Rusia yang cepat dilarang ikut kompetisi internasional pasca-invasi ke Ukraina pada 2022.
“FIFA tidak memiliki kapasitas untuk menyelesaikan persoalan geopolitik yang kompleks antara pihak-pihak yang berkonflik,” ujar Infantino dalam kutipan BBC.
Ia menambahkan bahwa sepak bola seharusnya membawa pesan perdamaian, persatuan, serta nilai kemanusiaan.
Dugaan Standar Ganda FIFA
Banyak pihak menilai FIFA tidak adil dalam kasus Israel. Pasalnya, Rusia langsung dicoret dari turnamen, sedangkan Israel masih dibiarkan tampil di ajang internasional, termasuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa.
- Lise Klaveness, Ketua Federasi Sepak Bola Norwegia, menegaskan, “Jika Rusia dicoret, Israel juga harus dicoret.”
- Craig Mokhiber, mantan Direktur Komisi Tinggi PBB untuk HAM, bahkan menyebut sikap FIFA sebagai “tingkat kemunafikan dan standar ganda yang mengejutkan.”
Mereka menilai FIFA terlalu lamban bertindak terhadap Israel meski PBB sudah menyatakan adanya tindakan genosida, berbeda dengan sikap tegas terhadap Rusia.
FIFA Lempar Bola ke UEFA
Sebelum pernyataan Infantino, Wakil Presiden FIFA, Victor Montagliani, juga sempat menegaskan bahwa urusan Israel adalah tanggung jawab UEFA.
“Israel adalah anggota UEFA, jadi keputusan apa pun mengenai keanggotaannya harus datang dari UEFA, bukan FIFA,” ujarnya.
Dengan demikian, FIFA seperti berupaya menghindari konfrontasi langsung dan menyerahkan masalah Israel sepenuhnya ke konfederasi Eropa.
Israel Tetap Berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Dengan absennya sanksi, timnas Israel tetap melanjutkan perjalanan di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
- Mereka dijadwalkan menghadapi Norwegia pada 11 Oktober 2025.
- Laga berikutnya melawan Italia pada 14 Oktober 2025 di Grup I.
- Saat ini Israel mengoleksi 9 poin dari 5 pertandingan, tertinggal 6 poin dari Norwegia di puncak klasemen.
Artinya, peluang Israel lolos ke Piala Dunia 2026 masih terbuka lebar.
Analisis: Antara Politik, Sepak Bola, dan Citra FIFA
Kasus ini menunjukkan sulitnya memisahkan sepak bola dari politik global. FIFA bersikeras menyebut dirinya bukan lembaga politik, namun keputusannya sering dianggap sarat muatan politis.
- Saat Rusia dilarang, FIFA dipuji karena tegas.
- Saat Israel dibiarkan, FIFA dituding plin-plan dan bermain standar ganda.