Ribuan CPNS Lulus 2024 Pilih Mundur, BKN Ungkap Penyebabnya: 'Banyak dari Skema Optimalisasi'

Ribuan CPNS Lulus 2024 Pilih Mundur, BKN Ungkap Penyebabnya: 'Banyak dari Skema Optimalisasi'

CPNS-ilustrasi-

DISWAYKALTENG.ID - Kamu mungkin berpikir lulus seleksi CPNS adalah pencapaian besar dan jadi impian banyak orang. Tapi nyatanya, tidak semua yang lolos seleksi tahun 2024 mau melanjutkan langkah sebagai ASN.

Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat ada 1.967 CPNS yang memilih mundur meski sudah dinyatakan lulus.

Angka ini bukan main-main. Bahkan yang bikin tercengang, sebagian besar pengunduran diri justru datang dari instansi besar seperti Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dengan jumlah mundur mencapai 640 orang.

Disusul Kementerian Kesehatan (575 orang), Kementerian Komunikasi dan Digital (154 orang), Badan Pengawas Pemilu (131 orang), serta Kementerian PUPR (121 orang).

Kenapa Banyak CPNS Mundur?

BACA JUGA:Dukung Swasembada Pangan Nasional, Gubernur Kalteng Targetkan 100.000 Hektare Lahan Pertanian di 2025

Kepala BKN Zudan Arif Fakrulloh dalam rapat bersama Komisi II DPR RI di Jakarta (22 April 2025) menjelaskan, penyebab utama pengunduran diri ini karena peserta tidak bersedia ditempatkan di formasi hasil skema optimalisasi.

Apa itu skema optimalisasi?

Sederhananya, ini adalah solusi pemerintah untuk menghindari kekosongan formasi CPNS. Misalnya, kamu daftar jadi dosen di Universitas A tapi gagal karena berada di peringkat ke-3 dari 2 formasi. Karena di Universitas B ada formasi dosen serupa yang tidak terisi, kamu dipindahkan ke sana. Itu namanya optimalisasi.

Masalahnya, tidak semua orang siap dengan penempatan semacam itu. Banyak yang merasa tidak cocok dengan lokasi baru, atau mungkin memang hanya ingin bekerja di instansi dan daerah pilihan awal. Akhirnya, meski dinyatakan lulus, mereka memilih mengundurkan diri.

“Formasi Kosong, Tapi Nggak Mau Diisi?”

Zudan menjelaskan bahwa dari total 16.000 formasi CPNS yang berhasil terisi lewat skema optimalisasi, sekitar 1.967 peserta akhirnya memilih mundur. Artinya, sistem ini memang efektif mengisi kekosongan, tapi belum tentu disambut dengan antusias oleh peserta.

Contohnya lagi, kata Zudan, ada pelamar yang menargetkan jadi dosen di Fakultas Ekonomi UI. Tapi karena kalah peringkat, dia dipindahkan ke Universitas Udayana yang kekurangan pendaftar. Nah, sebagian orang ternyata kurang sreg dengan perpindahan seperti ini, dan akhirnya memilih mundur.

Apakah Ini Merugikan Negara?

BACA JUGA:Banjir Besar Rendam Barito Utara, 60 Ribu Jiwa Terdampak, Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat

Secara teknis, ya. Ketika formasi kosong tetap tak terisi meskipun sudah dialihkan lewat optimalisasi, kekosongan ASN tetap jadi masalah.

Terutama di sektor-sektor strategis seperti pendidikan dan kesehatan, di mana ketersediaan tenaga kerja sangat dibutuhkan.

Tapi di sisi lain, kondisi ini juga jadi pengingat pentingnya transparansi dan kesiapan mental saat mendaftar CPNS.

Jangan cuma asal daftar, tapi juga siap dengan segala konsekuensinya termasuk penempatan di luar kota, luar pulau, atau di instansi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Apa Pelajaran Buat Pendaftar CPNS Selanjutnya?

  1. Pahami formasi dan lokasi sejak awal. Jangan daftar formasi hanya karena terlihat ‘keren’, tapi pikirkan juga kesiapan jika ditempatkan di lokasi yang jauh dari rumah atau zona nyaman.

  2. Terbuka dengan peluang. Bisa jadi formasi di luar target awal justru membuka peluang karier yang lebih baik ke depannya.

  3. Jangan asal ikut-ikutan. CPNS itu perjalanan jangka panjang, jadi pastikan kamu benar-benar niat dan siap menjalani proses serta tanggung jawabnya.

Sumber: