Kredit Macet KPR Tembus Rekor Tertinggi dalam 4 Tahun, BTN dan BCA Ungkap Akar Masalahnya

Kredit Macet KPR Tembus Rekor Tertinggi dalam 4 Tahun, BTN dan BCA Ungkap Akar Masalahnya

Perumahan/ilustrasi--

DISWAYKALTENG.ID - Kemampuan masyarakat Indonesia dalam membayar cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menunjukkan pelemahan yang nyata.

Tanda-tandanya bisa dilihat dari angka Non Performing Loan (NPL) KPR yang kembali mencatatkan rekor tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Menurut data resmi Bank Indonesia, per Mei 2025 NPL KPR nasional mencapai 3,24 persen. Ini adalah angka tertinggi sejak 2021, dan terus naik dari 3,13 persen di April dan 2,88 persen di Januari.

Situasi ini menandakan bahwa semakin banyak nasabah yang mengalami kesulitan dalam mencicil rumah, bahkan hingga masuk kategori gagal bayar.

BTN Akui Tertekan, NPL Naik Drastis dari Tahun Lalu

Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai salah satu pemain utama di sektor pembiayaan perumahan juga merasakan dampak serius dari tren ini. NPL KPR BTN pada Maret 2025 telah mencapai 3 persen, naik signifikan dibanding hanya 1,7 persen di periode yang sama tahun 2024.

Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menyebutkan bahwa kondisi ini banyak dipicu oleh volatilitas ekonomi yang menghantam nasabah berpenghasilan rendah hingga menengah, yang merupakan segmen mayoritas dari portofolio KPR BTN.

“Kondisi ekonomi yang tidak stabil membuat daya beli melemah. Ini sejalan dengan penurunan consumer spending dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Kami melihat tekanan ini bisa berlangsung hingga enam bulan ke depan,” ujar Setiyo.

BTN Fokus pada Pertumbuhan Konservatif dan Strategi Antisipatif

BACA JUGA:Krisis Dokter di Kalteng: Kekurangan 1.900 Dokter, Pelayanan Kesehatan Terancam Lumpuh di Wilayah Pedesaan

BTN saat ini mengambil langkah konservatif. Target pertumbuhan KPR yang semula agresif diturunkan dan diprediksi tidak akan melebihi 10 persen pada tahun ini.

Beberapa strategi utama BTN untuk menekan angka kredit macet di antaranya:

  • Fokus ke segmen pasar dengan profil risiko rendah

  • Penerapan teknologi anti-fraud

  • Sentralisasi loan factory untuk proses kredit yang lebih terkontrol

  • Penguatan tim penagihan dan penjualan properti bermasalah

Langkah-langkah ini bertujuan untuk mencegah memburuknya kualitas aset dan menjaga stabilitas bisnis di tengah tekanan ekonomi makro.

BCA Juga Alami Kenaikan NPL KPR

Tak hanya BTN, Bank Central Asia (BCA) juga mencatat kenaikan NPL pada portofolio KPR mereka. Per Maret 2025, NPL KPR BCA naik ke angka 1,54 persen, dari 1,26 persen pada akhir tahun 2024.

EVP Consumer Loan BCA, Welly Yandoko, mengaitkan kondisi ini dengan ketidakpastian global yang berimbas pada stabilitas makroekonomi domestik.

“NPL kami memang berpotensi naik karena banyak faktor eksternal yang memengaruhi daya bayar nasabah,” terang Welly.

Langkah Mitigasi BCA: Selektif dan Disiplin

Meski mencatat peningkatan NPL, BCA tetap percaya diri bisa menjaga rasio kredit bermasalah tetap terkendali melalui berbagai pendekatan, seperti:

  • Penerapan prinsip kehati-hatian (prudential banking)

  • Analisis mendalam terhadap calon debitur

  • Penguatan proses Know Your Customer (KYC)

  • Evaluasi menyeluruh terhadap nilai dan lokasi properti

  • Monitoring intensif terhadap debitur yang mulai macet

  • Tindakan hukum atau penjualan agunan jika diperlukan

Menurut Welly, dengan pendekatan ini BCA ingin memastikan bahwa portofolio KPR tetap sehat, meskipun tantangan ekonomi masih berlangsung.

Kenapa NPL KPR Bisa Naik? Ini Analisisnya

Beberapa faktor utama yang menyebabkan kenaikan rasio kredit macet KPR antara lain:

  1. Melemahnya daya beli masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah

  2. Naiknya harga kebutuhan pokok, membuat alokasi pendapatan untuk cicilan menurun

  3. Kenaikan suku bunga KPR tetap atau mengambang

  4. Pengaruh eksternal seperti ketidakstabilan ekonomi global dan geopolitik

  5. Pelonggaran proses approval kredit di masa lalu yang kini mulai menunjukkan risiko

Apa Dampaknya ke Konsumen dan Sektor Properti?

BACA JUGA:Pemerintah Pusat Masih Nunggak Utang Rp625 Miliar ke Pemprov Kalteng, Ini Rinciannya

Meningkatnya NPL KPR tak hanya jadi perhatian sektor perbankan, tapi juga punya efek domino ke pasar properti:

  • Developer bisa kesulitan menjual rumah baru karena bank lebih selektif

  • Calon pembeli semakin sulit mendapatkan persetujuan KPR

  • Bank mungkin menyesuaikan suku bunga, tenor, atau down payment minimum

  • Program KPR subsidi bisa terhambat jika bank kehilangan kepercayaan terhadap risiko gagal bayar

Solusi ke Depan: Perlu Peran Pemerintah dan Literasi Finansial

Untuk menurunkan rasio NPL KPR secara nasional, perlu dukungan lintas sektor. Beberapa solusi yang bisa ditempuh:

  • Pemerintah mendorong stimulus ekonomi untuk memperkuat daya beli

  • Bank mengedukasi nasabah soal manajemen cicilan

  • Program restrukturisasi kredit bagi nasabah terdampak

  • Penyesuaian skema subsidi KPR agar lebih menyentuh masyarakat rentan

Sumber: