Indonesia Uji Coba Vaksin TBC Didanai Bill Gates, Kemenkes: Bukan Kelinci Percobaan, Tapi Peluang Emas

Indonesia Uji Coba Vaksin TBC Didanai Bill Gates, Kemenkes: Bukan Kelinci Percobaan, Tapi Peluang Emas

Vaksin TBC-ilustrasi-

DISWAYKALTENG.ID - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini tengah melaksanakan uji efektivitas vaksin TBC (tuberkulosis) terbaru yang digadang-gadang sebagai salah satu terobosan penting dalam memerangi penyakit menular tersebut.

Uji coba ini didanai langsung oleh yayasan milik Bill Gates, Gates Foundation, dan telah dimulai sejak April 2025.

Menurut informasi dari Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, uji klinis ini telah melibatkan sedikitnya 2.095 warga negara Indonesia yang secara sukarela terlibat dalam program tersebut.

Uji klinis ini akan terus dimonitor hingga tahun 2028, untuk melihat secara menyeluruh bagaimana reaksi vaksin pada tubuh manusia, khususnya pada mereka yang mengidap TB laten.

Apa Itu TB Laten?

BACA JUGA:Rawan Disusupi Narkoba, Perbatasan Kalbar-Kalteng Butuh Pengawasan Ketat dan Fasilitas Penunjang

TB laten adalah kondisi di mana seseorang terinfeksi bakteri mycobacterium tuberculosis, namun bakteri tersebut belum aktif. Artinya, tidak ada gejala yang muncul dan penderita tidak menularkan penyakit ini kepada orang lain.

Meski demikian, TB laten bisa berkembang menjadi TB aktif di kemudian hariyang tentu lebih berbahaya.

Nah, inilah yang menjadi sasaran dari uji klinis vaksin ini. Apakah vaksin tersebut mampu mencegah TB laten berkembang menjadi TB aktif?

“Jadi sekarang sudah proses pengamatan. Kira-kira ada manfaatnya enggak dengan yang punya TB laten,” ujar Aji dalam keterangannya kepada wartawan di Ayana Midplaza Jakarta, Selasa (27/5/2025).

Vaksin M72, Cocok untuk Genetik Orang Indonesia

Vaksin yang tengah diuji ini bernama M72, dan menurut Aji, telah terbukti cocok secara genetik dengan masyarakat Indonesia.

Fakta ini penting untuk menjawab keraguan masyarakat terhadap keamanan vaksin, apalagi di tengah maraknya disinformasi soal vaksin selama pandemi beberapa tahun lalu.

“Jadi sekarang bukan lagi orang bertanya aman atau tidaknya,” tegas Aji.

Menkes Tegaskan: Bukan Kelinci Percobaan!

Isu yang sempat mencuat soal dugaan bahwa rakyat Indonesia dijadikan kelinci percobaan langsung dibantah oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Dalam sebuah wawancara di Kompas TV, Budi menjelaskan bahwa Indonesia justru mendapat beragam keuntungan dari keterlibatan dalam uji klinis vaksin TBC ini.

Pertama, karena vaksin ini sudah masuk fase uji klinis tahap 3, maka dari segi keamanan, sudah terverifikasi. Artinya, risiko besar sudah dilewati dan sekarang fokusnya adalah mengukur efektivitas vaksin dalam mencegah TB aktif.

“Di fase uji klinis level 3, vaksin telah terbukti aman sehingga pengujian dilanjutkan untuk mengukur tingkat efektivitasnya,” jelas Budi.

Apa Untungnya Indonesia Ikut Uji Klinis Vaksin TBC?

Menurut Budi, ada tiga keuntungan besar bagi Indonesia:

  1. Akses Lebih Cepat ke Vaksin TBC
    Warga Indonesia yang terlibat dalam uji klinis otomatis akan menerima vaksin lebih awal daripada warga negara lain.

  2. Transfer Pengetahuan dan Teknologi
    Keterlibatan peneliti dan ilmuwan dari Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran memungkinkan adanya alih teknologi serta peningkatan kapasitas SDM bidang medis dan farmasi.

  3. Peluang Produksi Vaksin oleh Bio Farma
    Jika hasil uji klinis sukses, perusahaan BUMN farmasi Bio Farma berpeluang memproduksi vaksin TBC ini secara massal. Indonesia bisa menjadi produsen vaksin TBC global.

“Bio Farma bisa bikin puluhan sampai ratusan juta vaksin. Itu untungnya Indonesia berpartisipasi di dalam clinical trial,” ungkap Budi Gunadi.

Mengapa Ini Penting?

BACA JUGA:Amad Diallo Klarifikasi Soal Acungkan Jari Tengah ke Fans Malaysia: Saya Tak Menyesal, Mereka Hina Ibu Saya!

Indonesia masih menghadapi beban besar dari penyakit TBC, yang menewaskan sekitar 100 ribu orang setiap tahun. Keikutsertaan Indonesia dalam pengembangan vaksin yang lebih efektif menjadi harapan baru untuk mempercepat eliminasi TBC dari tanah air.

 

Kemenkes bersama lembaga internasional dan institusi akademik dalam negeri terus memastikan agar proses ini berjalan sesuai etika dan keamanan. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir soal isu-isu miring yang menyebut Indonesia dijadikan percobaan.

Sumber: