Pemprov Kalteng Gencar Tekan Stunting, Targetkan 20,6 Persen pada 2025

Stunting/ilustrasi-Istimewa-
DISWAYKALTENG.ID - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) terus tancap gas dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting, atau gangguan pertumbuhan kronis pada anak.
Targetnya pun cukup ambisius, yakni menekan angka stunting menjadi 20,6 persen pada tahun 2025. Tapi dari hasil kerja keras selama ini, target tersebut bukan mustahil dicapai.
Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo menjelaskan, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting di provinsinya menunjukkan penurunan yang signifikan.
Dari 26,9 persen pada 2022, kini menjadi 23,5 persen di tahun 2023. Artinya, ada penurunan sebesar 3,4 persen dalam satu tahun.
“Target 2025 sebesar 20,6 persen. Untuk mencapainya, diperlukan pemetaan kegiatan dan penganggaran yang matang,” ujar Edy dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting se-Kalteng, dikutip dari Antara, Selasa 15 April 2025.
Kenapa Penurunan Stunting Itu Penting?
Stunting bukan sekadar urusan tinggi badan. Anak-anak yang mengalami stunting bisa mengalami gangguan perkembangan otak, konsentrasi belajar rendah, hingga penurunan produktivitas saat dewasa nanti.
Karena itu, menurunkan angka stunting berarti menjaga masa depan generasi bangsa.
Pemerintah pusat sendiri telah menetapkan penurunan stunting sebagai program prioritas nasional. Maka tidak heran, Pemprov Kalteng menjadikan isu ini fokus utama pembangunan daerah, khususnya di bidang kesehatan dan gizi masyarakat.
Kolaborasi Jadi Kunci
BACA JUGA:Ketimpangan Penduduk Miskin Antar Daerah di Kalteng Jadi Sorotan, Kotawaringin Timur Tertinggi!
Wakil Gubernur yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kalteng menegaskan bahwa keberhasilan program ini tak bisa ditanggung satu pihak saja.
Harus ada sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, perangkat desa, tenaga kesehatan, hingga masyarakat.
“Penurunan ini akan lebih efektif jika kita semua bisa berkolaborasi dengan semua stakeholders,” ujar Edy.
Dengan kata lain, stunting adalah masalah bersama, dan solusi terbaiknya adalah kerja bersama.
Strategi Penurunan Stunting: Dari Data Sampai Aksi Nyata
Menurut Edy Pratowo, salah satu strategi utama yang tengah dijalankan adalah konvergensi program lintas sektoral. Artinya, berbagai program di bidang kesehatan, pendidikan, air bersih, hingga ketahanan pangan akan disatukan ke dalam satu sistem kerja yang terintegrasi.
“Kita harus perkuat pemetaan, perencanaan, penganggaran, dan rencana kerja yang terkoordinasi,” tegasnya.
Harus Ada Integrasi dan Partisipasi
BACA JUGA:Sekolah Unggul Garuda Baru Mulai Disosialisasikan di Kalimantan Tengah
Senada dengan Edy, Kepala Bapperida Kalteng, Leonard S. Ampung, menambahkan bahwa rakor yang dilaksanakan hari ini bertujuan untuk menjamin pelaksanaan aksi konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) berjalan secara optimal.
“Kolaborasi bukan hanya antar instansi pemerintah, tetapi juga perlu dukungan sektor non-pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat,” ungkap Leonard.
Ia menyebut, program intervensi harus menyentuh langsung keluarga berisiko stunting, baik dari sisi gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, maupun edukasi parenting.
Sumber: