Kabupaten Kotim, Kalteng Mulai Memasuki Musim Kemarau, Waspadai Potensi Karhutla!

Karhutla/ilustrasi--
DISWAYKALTENG.ID - Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kini mulai menunjukkan tanda-tanda memasuki musim kemarau.
Gejala alam yang terjadi semakin jelas terlihat, seperti embun tebal di pagi hari, hujan yang turun tidak merata, serta suhu udara yang semakin panas. Fenomena ini menjadi pertanda kuat bahwa musim kemarau sudah mulai mendominasi wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Multazam, menjelaskan bahwa kondisi ini sesuai dengan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Curah hujan mulai menurun sejak minggu ketiga bulan Mei.
Juni dan Juli akan memasuki kemarau secara bertahap dari wilayah selatan menuju ke utara,” ujar Multazam pada Jumat (16/5).
Peningkatan Risiko Karhutla di Kabupaten Kotawaringin Timur
BACA JUGA:Seleksi Paskibraka Provinsi Kalteng 2025 Resmi Digelar, Pemuda Berkompetisi Raih Kehormatan
Masuknya musim kemarau menjadi alarm bagi pemerintah daerah, terutama terkait potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang semakin meningkat. Berdasarkan kajian risiko bencana, sejumlah wilayah di bagian selatan Kotim dinyatakan sebagai daerah rawan karhutla.
“Wilayah yang berisiko tinggi itu meliputi Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, Seranau, Kota Besi, Cempaka Mulia Timur, dan sebagian Parenggean. Kawasan ini memiliki bentang lahan gambut yang luas, sehingga sangat mudah terbakar saat musim kemarau,” jelas Multazam.
Ia juga mengungkapkan bahwa suhu udara di Kotim kini dapat mencapai 35 derajat Celsius pada siang hari, yang semakin memperburuk potensi kebakaran, terutama jika masyarakat masih membuka lahan dengan cara membakar.
“Kami berharap kesadaran masyarakat meningkat. Membakar lahan bukan hanya melanggar hukum, tapi juga membahayakan banyak pihak, termasuk mereka sendiri,” tegasnya.
Upaya BPBD dalam Mengantisipasi Karhutla
Untuk mencegah terjadinya karhutla, BPBD Kotim telah melakukan berbagai upaya preventif. Di antaranya adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran lahan, meningkatkan patroli, serta melakukan pemantauan di titik-titik rawan.
Multazam juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah karhutla.
“Tindakan kecil seperti tidak membakar sampah sembarangan sangat penting. Selain itu, kami juga mendorong warga untuk segera melaporkan jika menemukan titik api yang mencurigakan,” tambahnya.
Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Pencegahan Karhutla
Masuknya musim kemarau di Kabupaten Kotawaringin Timur tidak hanya menjadi tantangan bagi pemerintah daerah, tetapi juga bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA:Indonesia Dinilai Sebagai Negara Paling Banyak Terapkan Hambatan Perdagangan Internasional
Kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan, tidak membakar lahan sembarangan, dan segera melaporkan potensi karhutla menjadi kunci utama dalam mencegah bencana ini.
Dengan kondisi cuaca yang semakin panas dan curah hujan yang semakin minim, masyarakat diharapkan tetap waspada dan ikut serta dalam menjaga lingkungan.
Sumber: