BMKG: Musim Kemarau 2025 di Kotim Kalteng Mulai Juni, Lebih Singkat tapi Tetap Waspadai Karhutla

BMKG: Musim Kemarau 2025 di Kotim Kalteng Mulai Juni, Lebih Singkat tapi Tetap Waspadai Karhutla

Kebakaran Hutan-ilustrasi-

DISWAYKALTENG.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengumumkan bahwa musim kemarau tahun 2025 diprakirakan akan dimulai pada bulan Juni dan berlangsung secara bertahap di wilayah Kalimantan Tengah, khususnya Kotim.

Menurut Kepala BMKG Kotim, Mulyono Leo Nardo, kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih singkat dari biasanya, meskipun tetap menyimpan potensi yang patut diwaspadai, terutama risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Dalam keterangannya pada Kamis (1/5/2025), Mulyono menjelaskan bahwa kemarau akan dimulai pada dasarian II Juni 2025 di wilayah selatan Kotim, lalu bergerak ke wilayah tengah pada dasarian III Juni, dan akhirnya meluas ke wilayah utara pada dasarian I Juli 2025.

“Untuk daerah Kotim, kami prakirakan musim kemarau dimulai pada dasarian II Juni, dari wilayah selatan, kemudian tengah, dan terakhir utara. Jadi tiga wilayah ini punya waktu berbeda untuk masuk musim kemarau,” jelas Mulyono.

Dengan kata lain, masyarakat di Kotim diharapkan sudah mulai bersiap sejak awal Juni, terutama bagi yang berada di daerah selatan.

BACA JUGA:Kalimantan Tengah Bersiap Hadapi Kemarau: 75 Regu Masyarakat Peduli Api Dibentuk untuk Tangkal Karhutla

Puncak Kemarau Diperkirakan Terjadi Agustus 2025

BMKG Kotim memprediksi bahwa puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus 2025, sebelum akhirnya perlahan-lahan masuk ke masa transisi atau musim pancaroba menuju musim hujan.

Mulyono menegaskan bahwa meskipun durasi kemarau tahun ini lebih singkat dibanding tahun 2024, tetap ada potensi kekeringan dan karhutla yang harus diantisipasi.

“Walaupun pendek, potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan tetap ada,” ujarnya.

Musim Kemarau 2025 dalam Kondisi Normal, Tanpa El Nino atau La Nina

Musim kemarau kali ini disebut sebagai musim dengan kondisi netral atau normal, karena tidak dipengaruhi oleh fenomena iklim global seperti El Nino atau La Nina.

Sebagai perbandingan, kemarau tahun 2024 lalu cenderung lebih basah karena dipengaruhi oleh La Nina, yakni fenomena mendinginnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang bisa meningkatkan curah hujan.

BACA JUGA:Belajar dari Pemkab Bogor, DPRD Kalteng Intip Strategi Jabar Tingkatkan Mutu Pendidikan Lewat APBD

Tahun ini, kata Mulyono, tidak ada pengaruh besar dari anomali iklim global, sehingga diperkirakan kondisi akan lebih kering dibanding tahun lalu, meski kemaraunya berlangsung lebih singkat.

Mei 2025 Jadi Masa Transisi Musim di Kotim

Sementara itu, saat ini wilayah Kotim masih berada dalam musim hujan. Masyarakat diperkirakan akan memasuki masa pancaroba atau masa peralihan antara musim hujan ke musim kemarau pada bulan Mei 2025.

Masa pancaroba sering ditandai dengan cuaca yang berubah-ubah secara cepat, seperti hujan disertai angin kencang, petir, dan suhu udara yang fluktuatif. BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap dampak perubahan cuaca yang ekstrem, khususnya dalam masa peralihan.

Sumber: