DISWAYKALTENG.ID - Kalimantan Tengah mulai mengambil langkah serius dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diprediksi meningkat pada musim kemarau pertengahan tahun 2025.
Salah satu strategi utamanya adalah dengan membentuk dan membina 75 regu Masyarakat Peduli Api (MPA) yang tersebar di berbagai wilayah rawan.
Langkah ini dikoordinasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Tengah sebagai bagian dari program unggulan 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng periode 2025-2030. Targetnya? Mewujudkan Kalteng Bebas Kabut Asap di Tahun 2025.
Fokus di Titik Rawan: Kabupaten Gunung Mas Jadi Prioritas
Salah satu daerah yang mendapat perhatian khusus dalam program pembentukan MPA ini adalah Kabupaten Gunung Mas. Wilayah ini dikenal memiliki titik-titik rawan karhutla dan menjadi lokasi keempat pelatihan MPA setelah Palangka Raya, Pulang Pisau, dan Kapuas.
BACA JUGA:Viral! Ormas Grib Jaya Kalteng Hentikan Operasional Pabrik, Tuntut PBS Bayar Rp1,4 Miliar ke Warga
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib, menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak hanya sebatas teori, tetapi juga praktik lapangan. Tujuannya adalah agar para anggota MPA benar-benar siap dan tangguh ketika harus menghadapi bencana di lapangan.
“Materi yang disampaikan meliputi teori dan praktik pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Semua dilakukan oleh instruktur dari BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten Gunung Mas,” ujar Toyib, Rabu (30/4/2025).
Dari 64 ke 75 Pos Lapangan: Bukti Keseriusan Pemerintah
Tahun 2024 lalu, BPBD Kalteng membentuk 64 pos lapangan. Namun pada tahun ini jumlahnya meningkat menjadi 75 pos lapangan, seiring dengan peningkatan jumlah regu MPA. Setiap regu terdiri dari sekitar 15 personel, dengan total keseluruhan mencapai 1.125 orang.
Regu ini merupakan gabungan dari masyarakat lokal, anggota Babinsa (TNI), dan Bhabinkamtibmas (Polri). Mereka akan bertugas secara aktif selama musim kemarau untuk memantau dan merespons dengan cepat apabila terjadi kebakaran hutan.
“Sebelum diaktivasi, mereka kita latih agar siap secara fisik dan pengetahuan. Kita tidak ingin mereka kewalahan saat terjadi bencana di lapangan,” jelas Toyib.
Keselamatan Jadi Prioritas Utama
Dalam pelatihan tersebut, peserta juga diberikan pemahaman dasar mengenai keselamatan kerja saat memadamkan api. Toyib mengingatkan agar setiap anggota MPA selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bertugas, dan tidak mengambil risiko yang tak perlu.
“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Jangan pernah bertindak gegabah. Kita ingin mereka pulang dalam keadaan selamat setelah menjalankan tugas,” tegasnya.
Harapan Besar: Menuju Kalteng Bebas Kabut Asap
BACA JUGA:2.146 Personel Gabungan Siap Amankan Perayaan Hari Buruh di Kalimantan Tengah
Dengan terbentuknya regu-regu MPA yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, Toyib optimistis bahwa wilayah ini bisa terbebas dari bencana asap seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
“Ini adalah langkah nyata untuk mewujudkan cita-cita Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah. Kalteng Bebas Kabut Asap bukan hanya slogan, tapi misi bersama yang bisa dicapai dengan kerja kolaboratif,” tutupnya.