Dyah Roro Esti menjelaskan bahwa pemerintah masih menunggu keputusan akhir terkait negosiasi tarif timbal balik dengan Amerika Serikat. Kebijakan ini menjadi penting mengingat Amerika Serikat adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia.
2. Diversifikasi Pasar Ekspor
Pemerintah juga melakukan upaya diversifikasi pasar ekspor, terutama ke Uni Eropa (UE) melalui program Indonesia Europe Ekspor. Diversifikasi ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu dan membuka peluang baru bagi produk Indonesia.
"Indonesia adalah negara yang luas dengan potensi pasar ekspor yang besar. Kami terus mendorong ekspor ke UE dan negara-negara lainnya," ujar Dyah.
3. Optimalisasi Pasar Ekspor Sebelum Tarif Trump Diterapkan
Dyah menyebutkan bahwa pemerintah sedang memaksimalkan ekspor sebelum kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat, yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, diterapkan secara penuh.
Mengapa Indonesia Punya Banyak Hambatan Perdagangan?
Indeks Hambatan Perdagangan Internasional yang dirilis Tholos Foundation menyoroti bahwa Indonesia memiliki banyak regulasi yang dianggap menghambat perdagangan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini antara lain:
1. Regulasi yang Kompleks
Banyaknya aturan terkait impor dan ekspor membuat proses perdagangan menjadi rumit. Beberapa komoditas membutuhkan izin khusus, sementara lainnya harus melalui proses administrasi yang panjang.
2. Perizinan Berlapis
Sistem perizinan yang berlapis dan kadang tidak sinkron antara kementerian dan lembaga membuat proses perdagangan menjadi lambat.
3. Tarif dan Bea Masuk Tinggi
Indonesia juga menerapkan tarif dan bea masuk tinggi untuk beberapa produk impor, yang bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri, namun berdampak pada tingginya hambatan perdagangan.
Apa Dampaknya bagi Indonesia?
BACA JUGA:Sri Mulyani terpilih sebagai Ketua Umum IAEI Periode 2025-2029