PALANGKA RAYA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat Kalimantan Tengah agar waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan, mulai 25 hingga 31 Oktober 2025.
Dalam laporan prakiraan cuaca mingguan yang dirilis Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya, Sabtu (25/10/2025), kondisi atmosfer menunjukkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah.
Suhu udara diperkirakan berkisar antara 23°C–32°C, dengan kelembapan 65%–100%.
BACA JUGA:Gubernur Cup 2025, Ajang Kebangkitan Sepak Bola Kalteng
Menurut prakirawan BMKG, Muhamad Ihsan Sidiq, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi hampir di seluruh kabupaten dan kota, termasuk Kotawaringin Barat, Sukamara, Lamandau, Kotawaringin Timur, Seruyan, Katingan, Gunung Mas, hingga Kota Palangka Raya.
“Kondisi ini bisa disertai kilat dan angin kencang berdurasi singkat,” jelasnya.
BMKG juga mencatat anomali suhu permukaan laut (SST) di perairan sekitar Kalimantan Tengah berada pada kisaran 0,5–2,8°C, yang dapat meningkatkan penguapan dan menambah massa uap air di atmosfer.
Fenomena MJO fase ke-4 yang melintasi kawasan maritim Indonesia turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.
BACA JUGA:Saat Bakesbangpol Kobar Siapkan Kontingen untuk Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Sukamara
Selain itu, BMKG memantau adanya belokan angin dan konvergensi udara di sejumlah wilayah, yang semakin memperkuat potensi hujan lebat.
Sementara tekanan udara di wilayah Indonesia berkisar antara 1007–1015 hPa dengan kecepatan angin mencapai 5–20 km/jam dari arah selatan ke utara.
Dalam laporan tersebut, BMKG juga mengingatkan masyarakat di wilayah pesisir dan perairan selatan Kalimantan Tengah agar mewaspadai tinggi gelombang laut yang berkisar antara 0,5–1,0 meter. Meski tergolong rendah, kondisi cuaca ekstrem berpotensi meningkatkan gelombang sewaktu-waktu.
BACA JUGA:Pemprov dan KPK Evaluasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan Integritas ASN
“Dampak cuaca ekstrem perlu diantisipasi karena berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan terus memantau pembaruan informasi cuaca,” kata Ihsan.
BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat segera melakukan langkah mitigasi dini, terutama di daerah rawan banjir dan perbukitan.