DISWAYKALTENG.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali mengingatkan masyarakat akan ancaman banjir yang datang setiap tahun.
Berdasarkan pemetaan terbaru, sebanyak 99 kecamatan di Kalteng masuk dalam kategori risiko tinggi banjir, sementara 37 kecamatan lainnya diklasifikasikan berisiko sedang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalteng, Alpius Patanan, mengungkapkan bahwa tiga kabupaten diperkirakan akan terdampak paling besar, yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, dan Kapuas.
“Berdasarkan hasil pemantauan dan analisis risiko, tiga wilayah tersebut memiliki kerentanan paling tinggi terhadap banjir tahunan,” jelas Alpius dalam rapat pembahasan lokasi cetak sawah terdampak banjir di Kantor Dinas TPHP Provinsi Kalteng, Palangka Raya.
BACA JUGA:Risiko Banjir Capai Rp25 Triliun, 99 Kecamatan Masuk Zona Bahaya Tinggi
Banjir Jadi Ancaman Tahunan di Kalimantan Tengah
Menurut Alpius, kondisi geografis Kalimantan Tengah yang didominasi dataran rendah dan banyaknya aliran sungai besar menjadi faktor utama kerentanan terhadap banjir.
Setiap tahun, terutama pada periode Oktober hingga April, limpasan air hujan seringkali menyebabkan luapan sungai yang menggenangi permukiman dan lahan pertanian.
“Banjir ini sudah menjadi ancaman tahunan bagi Kalteng. Karena itu, kami fokus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan kapasitas pemerintah daerah dalam menghadapi bencana ini,” ujarnya.
Langkah Antisipasi dan Penguatan Kapasitas Daerah
BACA JUGA:Wagub Soroti Penurunan Dana Transfer hingga 45 Persen: Keadilan Fiskal Harus Jadi Agenda Nasional
Sebagai langkah mitigasi, BPBD Kalteng saat ini tengah mendorong penguatan kapasitas daerah dan masyarakat, terutama di wilayah rawan banjir.
Upaya ini mencakup pelatihan penyusunan rencana kontingensi, peningkatan peran BPBD di tingkat kabupaten/kota, serta penguatan sistem komunikasi kebencanaan.
Alpius menegaskan bahwa penyusunan rencana kontingensi tidak boleh dianggap sekadar formalitas.
“Dokumen itu bukan hanya administratif, tapi panduan operasional ketika bencana terjadi. Aparatur harus benar-benar memahami cara menyusun dan menerapkannya di lapangan,” tegasnya.
Pentingnya Koordinasi dan Kesadaran Masyarakat
BPBD Kalteng juga menyoroti pentingnya koordinasi antarlembaga untuk memastikan penanganan banjir berjalan efektif. Selain itu, masyarakat diminta untuk berperan aktif menjaga lingkungan.
“Kami berharap masyarakat tidak hanya mengandalkan pemerintah. Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan, menjaga saluran air, dan menanam pohon juga bagian penting dari pencegahan,” kata Alpius.