Masuk Angin Bukan Penyakit? Ini Penjelasan Medis di Balik Istilah yang Populer di Indonesia

Masuk Angin Bukan Penyakit? Ini Penjelasan Medis di Balik Istilah yang Populer di Indonesia

Masuk Angin-ilustrasi-

DISWAYKALTENG.ID - Di tengah budaya kesehatan masyarakat Indonesia, istilah masuk angin begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari. Saat badan terasa tidak enak, pegal-pegal, perut kembung, menggigil, atau meriang setelah kehujanan, banyak orang spontan menyimpulkan satu hal: “Saya masuk angin.”

Namun, pernahkah terpikir apakah masuk angin benar-benar diakui dalam dunia medis, atau justru hanya istilah khas yang digunakan masyarakat untuk menggambarkan kumpulan gejala tertentu?

Secara ilmiah, masuk angin bukanlah diagnosis medis resmi. Dalam dunia kedokteran, tidak ada penyakit dengan nama “masuk angin”.

Dokter umumnya menilai keluhan yang sering disebut sebagai masuk angin seperti mual, sakit kepala, meriang, lemas, perut kembung, atau tidak enak badan sebagai gejala dari kondisi medis lain.

BACA JUGA:Asam Lambung Sering Naik? Ini 7 Penyebab yang Wajib Diwaspadai agar Tidak Kambuh

Beberapa kondisi yang sering disalahartikan sebagai masuk angin antara lain:

  • Infeksi virus ringan seperti flu atau common cold

  • Gangguan pencernaan ringan

  • Kelelahan fisik dan mental

  • Penurunan daya tahan tubuh

Masyarakat kita terbiasa mengaitkan kondisi tersebut dengan “angin yang masuk ke tubuh”, padahal secara medis, tidak ada konsep gas dari luar tubuh yang bisa masuk lalu terjebak di dalam tubuh manusia.

Mitos Masuk Angin yang Turun-Temurun

Berbagai mitos seputar masuk angin berkembang dari generasi ke generasi. Salah satunya adalah keyakinan bahwa angin bisa dikeluarkan melalui kerokan atau minyak angin.

Faktanya, kerokan maupun minyak angin tidak menyembuhkan penyebab utama keluhan. Sensasi hangat yang muncul hanya membantu:

  • Melancarkan aliran darah di kulit

  • Mengurangi ketegangan otot

  • Memberikan rasa nyaman sementara

Efek ini membuat tubuh terasa lebih enak, tetapi bukan berarti penyakitnya sembuh.

Kesalahpahaman tentang “Angin Duduk”

BACA JUGA:7 Tempat Wisata di Bogor yang Buka Sampai Malam, Cocok untuk Liburan Akhir Tahun

Mitos lain yang cukup berbahaya adalah anggapan bahwa masuk angin bisa berkembang menjadi angin duduk. Anggapan ini keliru dan berpotensi menyesatkan.

Dalam istilah medis, angin duduk dikenal sebagai angina pectoris, yaitu nyeri dada akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah jantung. Kondisi ini tidak ada hubungannya dengan masuk angin, dan merupakan keadaan serius yang memerlukan penanganan medis segera.

Menganggap nyeri dada sebagai sekadar masuk angin justru bisa berakibat fatal.

Apa yang Sebenarnya Terjadi Saat Tubuh Terasa “Masuk Angin”?

Sensasi yang disebut masuk angin umumnya muncul saat kondisi tubuh sedang tidak optimal. Beberapa pemicu yang paling sering antara lain:

  • Daya tahan tubuh menurun

  • Kurang tidur dan kelelahan

  • Cuaca dingin atau musim hujan

  • Terpapar virus atau bakteri

  • Pola makan tidak teratur

Saat imunitas melemah, tubuh bereaksi dengan gejala seperti menggigil, badan pegal, perut tidak nyaman, hingga mual. Kumpulan gejala inilah yang kemudian dikemas dalam istilah “masuk angin” oleh masyarakat.

Cara Mencegah Tubuh Mudah “Masuk Angin”

Alih-alih berfokus pada mitos, pencegahan masuk angin sebaiknya dilakukan dengan pendekatan gaya hidup sehat. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:

  • Tidur cukup 7–8 jam setiap malam

  • Mengonsumsi makanan bergizi dan makanan hangat

  • Minum air putih yang cukup

  • Rutin berolahraga ringan

  • Mengenakan pakaian hangat saat cuaca dingin

  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

  • Memenuhi kebutuhan vitamin C dan D dari makanan atau suplemen

Langkah-langkah tersebut membantu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah jatuh sakit.

Kapan Harus ke Dokter?

 

Jika keluhan seperti lemas, mual, demam, atau nyeri dada tidak membaik dalam beberapa hari, atau justru semakin berat, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter. Pemeriksaan medis penting untuk memastikan apakah keluhan tersebut berasal dari infeksi, gangguan pencernaan, atau kondisi lain yang lebih serius.

Sumber: