Dedi Mulyadi Murka di Acara Nganjang Ka Warga: Gegara Spanduk Persikas Subang, Suasana Haru Berubah Tegang!

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, marah ke suporter Persikas Subang yang dinilai mengganggu forum dialog warga “Nganjang Ka Warga” namun akhirnya dia beri klarifikasi.-Pasundan Ekspres--Istimewa-
"Saya malam itu marah karena ada sekelompok orang yang tidak memiliki adab dalam hidupnya. Saat air mata jatuh karena empati pada derita seorang ibu, malah ada yang teriak-teriak yel-yel soal Persikas," ungkapnya.
Dedi menjelaskan bahwa isu akuisisi Persikas memang sedang hangat dibicarakan. Namun menurutnya, forum itu tidak tepat untuk menyampaikan aspirasi terkait klub sepak bola. Ia menilai aksi itu sebagai bentuk fanatisme yang tidak pada tempatnya.
"Tentunya sikap ini adalah sikap yang tidak beradab, yang menempatkan sebuah masalah tidak pada tempatnya," katanya dengan nada kecewa.
Hilangnya Empati karena Fanatisme?
Dedi menyebut bahwa aksi suporter tersebut mencerminkan betapa mudahnya seseorang kehilangan rasa empati karena terlalu larut dalam fanatisme.
"Yang paling penting adalah bahwa hilangnya nalar rasa, hilangnya hati, dan hilangnya cinta pada orang yang terlalu mengedepankan ego untuk membela klubnya, tetapi mengabaikan fakta derita yang dihadapi oleh warga di hadapan matanya," tegasnya.
Menurut Dedi, tindakan tegasnya bisa saja dianggap sebagai bentuk emosi tak terkendali. Ia bahkan sadar bahwa sikapnya bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk menurunkan citra politiknya.
Namun, ia menegaskan bahwa membentuk karakter masyarakat jauh lebih penting dibandingkan menjaga elektabilitas.
"Kemarahan saya akan di-framing jadi pemimpin yang emosional dan dibawa ke mana-mana. Bagi saya itu tidak penting. Silakan saja, tapi mendidik rakyat jauh lebih penting dari sekadar popularitas dan elektabilitas," pungkas Dedi.
Suporter: Kami Hanya Ingin Persikas Diselamatkan
Sementara itu, salah satu suporter Persikas yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa aksi mereka murni sebagai bentuk kecintaan terhadap klub sepak bola kebanggaan Subang.
Menurutnya, spanduk "Selamatkan Persikas" sudah dibentangkan sejak awal acara, namun tidak mendapatkan perhatian dari Gubernur.
Maka saat acara hendak ditutup, beberapa suporter memutuskan maju ke depan agar bisa dilihat langsung oleh Dedi Mulyadi.
"Anak-anak itu maju karena diajak warga juga. Tapi akhirnya malah dimarahi. Padahal maksudnya baik, ingin menyelamatkan Persikas," katanya.
Sumber: