Terlalu Bucin Bisa Berbahaya: Ini Dampak Serius Codependency terhadap Kesehatan Mental

Terlalu Bucin Bisa Berbahaya: Ini Dampak Serius Codependency terhadap Kesehatan Mental

Bucin/ilustrasi-ilustrasi-

DISWAYKALTENG.ID - Perasaan jatuh cinta memang kerap membuat hidup terasa lebih berwarna. Hari-hari dipenuhi senyum, perhatian kecil terasa berarti, dan kehadiran pasangan menjadi sumber kebahagiaan utama.

Namun, di balik manisnya rasa cinta, ada satu kondisi yang kerap luput disadari dan justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental: bucin atau bucin berlebihan.

Istilah bucin sendiri merujuk pada perilaku mencintai pasangan secara berlebihan hingga mengorbankan diri sendiri.

Dalam psikologi, kondisi ini dikenal sebagai codependency. Meski terdengar rumit, konsepnya sebenarnya cukup sederhana dan sering terjadi di sekitar kita.

Apa Itu Codependency?

Codependency adalah kondisi ketika seseorang terlalu bergantung secara emosional pada pasangannya. Ketergantungan ini bisa berupa kebutuhan akan validasi, persetujuan, hingga kehadiran pasangan secara terus-menerus, bahkan sampai mengabaikan kebutuhan pribadi.

Seseorang yang mengalami codependency biasanya tetap bertahan dalam hubungan yang tidak sehat, meskipun ia sadar bahwa hubungan tersebut menyakitkan.

BACA JUGA:5 Makanan Alami yang Bantu Turunkan Tekanan Darah, Wajib Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Menurut data dari Gitnux, sekitar 80% individu dengan codependency mengaku kesulitan mengakhiri hubungan tidak sehat karena keterikatan emosional yang sangat kuat.

Dalam jangka panjang, pola hubungan seperti ini bisa memicu berbagai gangguan kesehatan mental. Melansir Central Valley Family Therapy, berikut beberapa dampak serius bucin berlebihan yang perlu diwaspadai.

Dampak Bucin Berlebihan terhadap Kesehatan Mental

1. Stres dan Kecemasan Berlebih

Orang yang terlalu bucin sering kali hidup dalam kecemasan konstan. Pikiran mereka dipenuhi pertanyaan seperti, “Dia masih sayang aku enggak, ya?” atau “Kenapa sikapnya hari ini dingin?”.

Pola pikir ini membuat otak terus berada dalam kondisi siaga, seolah menghadapi ancaman setiap saat. Akibatnya, stres kronis dan kecemasan pun muncul.

Jika dibiarkan, kondisi ini tidak hanya mengganggu emosi, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik seperti gangguan tidur dan kelelahan berkepanjangan.

2. Menurunnya Kepercayaan Diri

Bucin berlebihan juga dapat mengikis harga diri secara perlahan. Ketika kebahagiaan sepenuhnya bergantung pada pasangan, nilai diri pun ikut bergantung pada seberapa besar perhatian yang diberikan.

Saat pasangan menunjukkan kasih sayang, rasa percaya diri meningkat. Namun ketika perhatian berkurang, perasaan tidak berharga langsung muncul. Siklus ini berbahaya karena membuat seseorang lupa bahwa nilai dirinya tidak ditentukan oleh orang lain.

3. Kesulitan Membuat Keputusan Sendiri

Orang yang terjebak dalam hubungan codependency sering kehilangan kepercayaan diri untuk mengambil keputusan. Bahkan hal sederhana seperti memilih nongkrong bersama teman atau menentukan rencana pribadi bisa terasa berat tanpa persetujuan pasangan.

Lama-kelamaan, individu menjadi ragu terhadap kemampuannya sendiri dan merasa semua keputusan harus disesuaikan dengan keinginan pasangan. Ini membuat kemandirian emosional semakin terkikis.

4. Kehilangan Identitas Diri

BACA JUGA:5 Makanan Tinggi Air yang Aman untuk Penderita Diabetes, Bantu Stabilkan Gula Darah Alami

Salah satu dampak paling serius dari bucin berlebihan adalah hilangnya identitas diri. Demi menyenangkan pasangan, seseorang bisa meninggalkan hobi, mimpi, prinsip hidup, bahkan nilai-nilai yang sebelumnya ia pegang teguh.

Kepribadian yang terbentuk selama bertahun-tahun perlahan menghilang dan tergantikan oleh upaya untuk terus menyenangkan pasangan. Ketika hubungan berakhir, kondisi ini sering memicu perasaan kosong dan kebingungan karena seseorang tidak lagi mengenali dirinya sendiri di luar hubungan tersebut.

5. Risiko Depresi

Jika dibiarkan berlarut-larut, bucin yang tidak sehat bisa berujung pada depresi. Ketergantungan emosional, rendahnya harga diri, dan kehilangan jati diri merupakan kombinasi yang dapat memicu gangguan suasana hati.

Dalam kasus tertentu, patah hati yang ekstrem atau hubungan yang berakhir secara traumatis bahkan dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan memerlukan bantuan profesional.

Pentingnya Menjaga Batas Sehat dalam Hubungan

Cinta seharusnya menjadi sumber kebahagiaan, bukan beban psikologis. Menjaga batasan sehat dalam hubungan adalah kunci agar cinta tetap tumbuh tanpa mengorbankan diri sendiri.

 

Langkah awal bisa dimulai dengan kembali menghargai diri sendiri, meluangkan waktu untuk hobi dan teman, serta berani menyuarakan kebutuhan pribadi. Dukungan dari orang terdekat atau bantuan terapis juga dapat membantu membangun pola hubungan yang lebih sehat.

Sumber: