DISWAYKALTENG.ID - Indonesia kembali menunjukkan langkah tegas dalam memperkuat postur pertahanannya. Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Paris, Prancis, Indonesia resmi menandatangani kontrak pembelian tambahan 24 unit jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation.
Kesepakatan ini diumumkan bertepatan dengan kehadiran Prabowo sebagai tamu kehormatan dalam Parade Hari Bastille, momen yang menjadi simbol eratnya hubungan Indonesia dan Prancis di bidang militer dan geopolitik.
Dengan penambahan ini, total pesanan Indonesia terhadap jet tempur Rafale mencapai 66 unit, menjadikan Indonesia sebagai negara pengimpor Rafale terbesar di luar Eropa, melampaui beberapa negara besar lain di Asia.
Babak Baru Modernisasi Kekuatan Udara TNI AU
Langkah ini menandai kelanjutan dari kontrak dasar yang telah diteken pada Februari 2022, yang mencakup akuisisi awal sebanyak 42 unit Rafale dalam tiga gelombang (6, 18, dan 18 unit). Jet tempur pertama dijadwalkan mulai diterima awal 2026, yang kemudian akan dilanjutkan secara bertahap.
Jenis pesawat yang akan diterima Indonesia adalah Rafale varian F4, versi tercanggih saat ini yang dilengkapi dengan:
-
Sistem radar AESA generasi terbaru
-
Perangkat peperangan elektronik (EW) mutakhir
-
Fusi sensor cerdas untuk deteksi dan pelacakan multi-target
-
Kompatibilitas dengan berbagai senjata berpemandu presisi tinggi
Dengan fitur ini, TNI AU akan mampu menjalankan misi tempur udara-ke-udara, udara-ke-darat, patroli maritim, hingga operasi bantuan kemanusiaan dalam kondisi cuaca dan geografis yang kompleks seperti wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Naturalisasi 4 Pemain Timnas Dipercepat, Mauro Zijlstra hingga Tiga Srikandi Garuda Pertiwi Siap Bela Indonesi
Tantangan Lama, Solusi Baru
Selama ini, kekuatan udara Indonesia bergantung pada armada campuran dari Barat dan Rusia, seperti F-16 Fighting Falcon serta Su-27 dan Su-30 Flanker.
Perbedaan sistem avionik, persenjataan, dan suku cadang menimbulkan tantangan serius dalam hal standarisasi, interoperabilitas, dan biaya perawatan.
Dengan masuknya Rafale ke dalam arsenal TNI AU, maka Indonesia akan lebih mudah menata ulang struktur dan strategi angkatan udaranya agar lebih efisien, modern, dan tangguh dalam menghadapi ancaman di kawasan Indo-Pasifik.
Aliansi Strategis Indonesia–Prancis Menguat
Tak hanya soal pembelian jet tempur, pertemuan bilateral ini juga membuka jalan bagi kerja sama yang lebih luas dalam industri pertahanan. Beberapa program yang kini tengah dibahas antara Jakarta dan Paris mencakup:
-
Akuisisi kapal selam kelas Scorpène dengan teknologi AIP
-
Pembelian howitzer self-propelled CAESAR 155mm untuk TNI AD
-
Transfer teknologi dan partisipasi industri lokal, sesuai dengan visi Indonesia untuk mewujudkan kemandirian pertahanan nasional
Menurut pengamat militer, kehadiran Prabowo dalam perayaan nasional Prancis merupakan sinyal kuat bahwa Indonesia dan Prancis sedang membangun aliansi strategis jangka panjang, terutama untuk menghadapi dinamika keamanan di wilayah Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia.
Rafale, Simbol Kedaulatan dan Ketangguhan RI
Dengan 66 unit Rafale, Indonesia kini bersiap menempati posisi baru sebagai salah satu kekuatan udara paling disegani di Asia Tenggara. Ini bukan hanya pencapaian diplomatik, tetapi juga langkah konkrit dalam melindungi kedaulatan nasional di udara dan laut.
Sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulau yang tersebar luas, kekuatan udara Indonesia kini menjadi tulang punggung dalam:
-
Merespons ancaman eksternal secara cepat
-
Melaksanakan pengintaian strategis di Selat Malaka dan Laut Natuna
-
Mendukung penanggulangan bencana dan operasi kemanusiaan
Indonesia Maju dengan Teknologi dan Strategi
Langkah Indonesia membeli tambahan 24 jet tempur Rafale adalah bukti nyata keseriusan pemerintah dalam membangun kekuatan militer yang modern dan profesional.
Rafale F4 bukan hanya pesawat tempur, tapi simbol dari kemajuan teknologi, diplomasi cerdas, dan komitmen kuat dalam menjaga kedaulatan bangsa.
Dengan strategi pertahanan yang adaptif dan kemitraan global yang kuat, Indonesia siap menjadi kekuatan udara baru di Indo-Pasifik.