DISWAYKALTENG.ID - Ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah, terutama antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat, kembali menjadi sorotan dunia.
Terbaru, Iran meluncurkan rudal ke arah pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar sebagai balasan atas serangan terhadap fasilitas nuklirnya. Situasi ini pun menimbulkan pertanyaan serius: apakah kondisi Qatar masih layak untuk menggelar pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia?
Rudal Iran Hantam Qatar, Targetkan Pangkalan Militer Al-Udeid
Serangan balasan dari Iran ini menargetkan pangkalan militer Al-Udeid, yang merupakan markas besar operasi udara militer Amerika di kawasan Timur Tengah.
Rudal-rudal tersebut dilaporkan mendarat di wilayah udara Qatar, menimbulkan kepanikan di kalangan warga dan ekspatriat yang tinggal di Doha.
Video yang tersebar di media sosial memperlihatkan kilatan cahaya terang di langit malam saat sistem pertahanan udara Qatar berusaha mencegat rudal-rudal tersebut.
Meski berhasil dicegat dan tidak ada korban jiwa, insiden ini jelas menunjukkan bahwa Qatar kini tidak sepenuhnya aman dari ancaman konflik bersenjata di kawasan.
Respons Beragam dari Tokoh Dunia
Presiden AS Donald Trump berterima kasih karena Iran memberikan peringatan awal sebelum menyerang, sehingga bisa dilakukan evakuasi dan perlindungan terhadap personel di Al-Udeid.
Namun, Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan kecewa dan menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara.
Sementara itu, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa negaranya hanya akan membalas, bukan menyerang lebih dulu. Namun, dunia sudah mafhum, bahwa ketegangan seperti ini bisa menjadi bola liar yang sangat cepat berubah menjadi konflik terbuka.
Dampak pada Kualifikasi Piala Dunia 2026: FIFA dan AFC Harus Bertindak Cepat?
Dari sudut pandang olahraga, konflik ini membawa kekhawatiran besar. Qatar, yang ditunjuk menjadi tuan rumah bersama Arab Saudi untuk putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, kini berada dalam sorotan.
Turnamen yang dijadwalkan berlangsung pada 8 hingga 14 Oktober 2025 ini rencananya akan diikuti oleh enam negara:
- Indonesia
- Irak
- Qatar
- Oman
- Arab Saudi
- Uni Emirat Arab (UEA)