DISWAYKALTENG.ID - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia diprediksi akan mengalami lonjakan besar hingga mencapai 280.000 orang pada tahun 2025.
Prediksi mengkhawatirkan ini disampaikan oleh Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, mengacu pada tren yang mulai terlihat sejak awal tahun.
Data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menunjukkan bahwa hanya dalam kurun waktu Januari hingga April 2025, sudah ada 24.360 orang yang mengalami PHK. Rata-rata, setiap bulannya terjadi 6.090 kasus PHK.
Jika tren ini terus berlangsung dengan stabil, maka angka PHK tahun ini bisa melampaui total kasus sepanjang tahun 2024 yang mencapai 77.960 orang, dengan rata-rata 6.490 orang per bulan.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, mengaku tak tinggal diam menghadapi ancaman lonjakan PHK ini. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyusun sejumlah langkah strategis untuk menyerap kembali tenaga kerja yang terdampak.
Salah satu strategi yang langsung digulirkan adalah Job Fair berskala nasional.
“Job Fair di Kemenaker misalnya ini ada 53.000 lapangan kerja, dan kebanyakan itu di wilayah Jabodetabek, dan nanti dinas-dinas akan melakukan job fair di daerah untuk buka lapangan kerja,” ujar Yassierli.
Dengan hadirnya puluhan ribu lowongan kerja yang tersebar di berbagai sektor industri, pemerintah berharap masyarakat bisa segera mendapatkan peluang kerja baru setelah kehilangan pekerjaan sebelumnya.
Pelatihan Wirausaha Lewat Program Apprenticeship Nasional
Selain membuka lowongan kerja baru, Kemenaker juga menggencarkan program pelatihan dan pemagangan nasional. Salah satunya adalah program apprenticeship nasional, yang secara khusus dirancang untuk mencetak wirausaha baru dari kalangan angkatan kerja.
Program ini bertujuan mengubah pola pikir dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja, sekaligus memberikan bekal keterampilan dan akses pendampingan usaha.
“Kita tidak hanya fokus pada penempatan kerja, tapi juga mencetak tenaga kerja mandiri yang bisa menciptakan lapangan kerja melalui wirausaha,” jelas Yassierli.
Daya Serap Lapangan Kerja Masih Terbuka
Walau kondisi ekonomi global masih dipenuhi ketidakpastian, pemerintah tetap optimistis bahwa lapangan kerja di Indonesia masih tersedia. Hal ini terlihat dari masih aktifnya sejumlah perusahaan besar dalam proses rekrutmen tenaga kerja.