PALANGKA RAYA – Upaya memperkuat konservasi keanekaragaman hayati tanaman pangan lokal di Kalimantan Tengah kembali mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) Survey Baseline 2025 yang digelar BRMP Biogen di Aula Bapperida Kalteng, Selasa (18/11/2025).
Agenda ini mempertemukan pemangku kepentingan lintas sektor untuk mengevaluasi kondisi terkini dan merumuskan strategi konservasi yang lebih terukur.
FGD diikuti perwakilan Bapperida Kalteng, Dinas TPHP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perkebunan, serta unsur akademisi dan lembaga masyarakat. Diskusi diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi komprehensif berbasis kearifan lokal.
BACA JUGA:Gubernur Agustiar Bagikan 26 Ribu Paket Sembako Gratis
Dalam paparannya, Susi Purwiyanti dari BRMP Biogen menegaskan bahwa konservasi tanaman pangan untuk pemanfaatan berkelanjutan semakin mendesak dilakukan.
Banyak varietas lokal dan kerabat liarnya di Kalteng belum terdata maupun teridentifikasi sehingga rentan hilang akibat dianggap tak memiliki nilai ekonomi.
Survey Baseline 2025 menargetkan konservasi varietas padi dan talas lokal di Kabupaten Seruyan, Lamandau, dan Kapuas—tiga wilayah yang memiliki potensi biodiversitas tinggi namun rawan terdampak alih fungsi lahan secara masif.
Upaya ini diharapkan mendukung ketahanan pangan sekaligus menjaga keragaman hayati yang tersisa.
Sementara itu, Drs. Yoyo, Kabid Perekonomian SDA dan Kerja Sama Bapperida Kalteng yang mewakili Kepala Bapperida, menyampaikan bahwa kondisi keanekaragaman hayati di Kalteng semakin mengkhawatirkan.
BACA JUGA:Pengawasan MTQH Kalteng Diperketat, Pelaksanaan Kian Optimal
“Praktik pertanian yang cenderung monokultur semakin mengancam ekosistem lokal. Melalui FGD ini, kami berharap BRMP Biogen dapat menghimpun data dan masukan yang mempercepat langkah konservasi yang lebih efektif,” ujarnya.
FGD ini diharapkan menjadi fondasi bagi penguatan konservasi varietas tanaman pangan lokal, sehingga manfaatnya dapat dirasakan masyarakat saat ini hingga generasi mendatang.