Sesi kedua menghadirkan Rabiul Misa, Analis Junior Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Syariah (FPPUKIS) KPwBI Kalteng.
Ia menguraikan tiga strategi besar BI dalam penguatan ekonomi syariah:
1. Penguatan ekosistem produk halal,
2. Akselerasi keuangan syariah, dan
3. Peningkatan literasi serta gaya hidup halal.
Di Kalimantan Tengah, BI mendorong program ekonomi pesantren berbasis pangan, pelatihan juru sembelih halal (juleha), dan sertifikasi produk halal.
Selain itu, BI aktif menggandeng Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Kementerian Agama dalam pengembangan wakaf uang dan keuangan sosial syariah.
“Sinergi antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan masyarakat menjadi kunci membangun ekosistem syariah yang berkelanjutan,” ujar Rabiul.
Sesi terakhir dibawakan oleh Rio Wardhani, Asisten Direktur Divisi Relasi Media Massa & Opinion Maker Departemen Komunikasi BI.
Ia menegaskan pentingnya jurnalisme etis di era kecerdasan buatan, di mana kecepatan informasi seringkali mengalahkan akurasi.
“Keakuratan dan konteks pemberitaan menjadi benteng terakhir menjaga kepercayaan publik terhadap kebijakan bank sentral,” tegas Rio.
“AI seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti nalar kritis manusia,” imbuh Rio menegaskan.
Forum ini diharapkan mampu memperkuat kolaborasi antara Bank Indonesia, media, dan pemangku kepentingan daerah dalam mewujudkan komunikasi kebijakan yang efektif, inklusif, dan berintegritas.
“Kami ingin memastikan bahwa transformasi digital dan AI dapat dimanfaatkan secara etis untuk memperkuat peran media sebagai mitra strategis BI,” tutup Ardian Pangestu.