7 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dibatasi Saat Menopause, Bisa Perparah Hot Flash hingga Berat Badan Naik

7 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dibatasi Saat Menopause, Bisa Perparah Hot Flash hingga Berat Badan Naik

Minuman Bersoda-ilustrasi-

DISWAYKALTENG.ID - Menopause adalah fase alami dalam kehidupan setiap perempuan, meski wajar dan pasti terjadi, masa transisi ini sering kali diiringi berbagai keluhan yang membuat aktivitas sehari-hari terasa kurang nyaman.

Mulai dari hot flash, perubahan suasana hati, gangguan tidur, perut terasa kembung, hingga kelelahan yang datang tanpa sebab jelas.

Kabar baiknya, banyak penelitian menunjukkan bahwa gejala menopause dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup, terutama melalui pola makan sehat dan seimbang.

Nutrisi yang tepat tidak hanya membantu meredakan keluhan, tetapi juga menjaga berat badan ideal, kesehatan jantung, serta energi tubuh setelah menopause.

Studi juga menemukan bahwa perempuan yang rutin mengonsumsi buah dan sayuran segar cenderung mengalami gejala menopause yang lebih ringan dibandingkan mereka yang sering mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan olahan.

Oleh karena itu, membatasi beberapa jenis makanan tertentu menjadi langkah penting agar tubuh lebih nyaman melewati fase ini.

Berikut daftar makanan yang sebaiknya dibatasi saat menopause karena berpotensi memperparah gejala.

BACA JUGA:11 Superfood Penuh Nutrisi yang Bantu Tingkatkan Imunitas dan Energi Seharian

1. Makanan Ultra Proses

Perubahan hormon selama menopause membuat metabolisme tubuh melambat. Artinya, tubuh membakar lebih sedikit kalori dibandingkan sebelumnya, meski pola makan dan aktivitas tetap sama. Jika tidak disadari, kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di area perut.

Makanan ultra proses umumnya tinggi kalori, gula tambahan, lemak jenuh, dan natrium, tetapi rendah serat serta zat gizi penting. Konsumsi berlebihan bisa memperburuk kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko penyakit kronis.

Contoh makanan ultra proses yang sebaiknya dibatasi:

  • Kue, biskuit, dan camilan pabrikan

  • Sereal sarapan tinggi gula

  • Buah kaleng dalam sirop

  • Daging olahan seperti sosis dan nugget

  • Minuman bersoda dan minuman berpemanis

2. Alkohol

Alkohol sering kali menjadi pemicu hot flash dan keringat malam pada perempuan menopause. Selain itu, konsumsi alkohol juga dapat mengganggu kualitas tidur dan memperparah rasa cemas maupun depresi.

Tak hanya itu, alkohol bisa menurunkan kontrol diri sehingga membuat seseorang makan berlebihan. Jika sulit menghindari alkohol sepenuhnya, batasi konsumsi maksimal satu gelas per hari. Namun, berhenti total tetap menjadi pilihan terbaik untuk kesehatan jangka panjang.

3. Pemanis Buatan

Pemanis buatan seperti aspartam yang banyak ditemukan pada soda diet, permen karet, atau minuman rendah kalori sering dianggap aman. Padahal, pemanis ini tidak memberikan manfaat nutrisi dan berpotensi berdampak negatif jika dikonsumsi jangka panjang.

Untuk sementara, sebaiknya hindari minuman dengan pemanis tambahan. Air putih tetap menjadi pilihan terbaik karena membantu hidrasi tubuh tanpa efek samping dan kalori tersembunyi.

4. Makanan Pedas

Bagi pencinta pedas, sambal atau saus cabai memang menggugah selera. Namun saat menopause, makanan pedas bisa memperparah hot flash, memicu keringat berlebih, dan membuat wajah terasa panas.

Sebagai alternatif, gunakan rempah-rempah seperti kunyit, kari, jintan, jahe, atau kemangi. Selain memberi rasa lezat, rempah juga memiliki manfaat antiinflamasi dan baik untuk pencernaan.

BACA JUGA:6 Jenis Olahraga Paling Aman dan Efektif untuk Penderita Diabetes, Wajib Dicoba Secara Rutin

5. Makanan Cepat Saji

Makanan cepat saji identik dengan lemak tinggi, kalori besar, dan kandungan garam berlebih. Pola makan ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yang risikonya memang meningkat setelah menopause.

Solusinya, biasakan menyiapkan makanan di rumah atau membawa bekal. Jika harus makan di luar, pilih menu yang lebih sehat seperti ayam panggang, salad tanpa saus berlebihan, atau roti gandum.

6. Daging Berlemak

Daging berlemak seperti bacon, brisket, dan iga sapi mengandung lemak jenuh tinggi yang bisa berdampak pada kesehatan jantung dan suasana hati. Beberapa penelitian menyebutkan konsumsi lemak jenuh berlebihan dapat menurunkan kadar serotonin, hormon yang berperan dalam mengatur mood.

Sebagai gantinya, pilih sumber protein tanpa lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan, telur, tahu, tempe, atau daging sapi rendah lemak.

7. Makanan dan Minuman Tinggi Gula

Menurunnya hormon estrogen saat menopause memengaruhi kerja insulin. Akibatnya, tubuh lebih rentan mengalami lonjakan gula darah dan penumpukan lemak di perut.

Makanan manis seperti kue, permen, soda, dan minuman kemasan sebaiknya dibatasi. Asupan gula harian idealnya tidak lebih dari 5 persen dari total kalori, atau sekitar 25 gram per hari untuk pola makan 2.000 kalori.

Sumber: