Waspadai Pubertas Dini pada Anak: Penyebab, Faktor Risiko, dan Gaya Hidup yang Bisa Mencegahnya
Pubertas/ilustrasi-ilustrasi-
Gangguan-gangguan ini menyebabkan otak “menyalakan” sistem pubertas lebih cepat dari waktu yang seharusnya.
2. Pubertas Dini Perifer
Berbeda dari jenis sentral, pubertas dini perifer tidak disebabkan oleh sinyal dari otak, melainkan karena tubuh memproduksi hormon seks (estrogen atau testosteron) terlalu cepat.
Beberapa penyebabnya adalah:
-
Pada anak perempuan: adanya kista atau tumor pada ovarium yang menghasilkan hormon estrogen berlebih.
-
Pada anak laki-laki: adanya tumor di testis, atau gangguan genetik langka seperti prekositas seksual familial, di mana anak laki-laki usia 1–4 tahun sudah mulai memproduksi testosteron terlalu dini.
Kondisi ini membuat tubuh anak berubah seperti orang dewasa, meskipun usianya masih sangat muda.
BACA JUGA:5 Bahan Alami Penghilang Bau Tidak Sedap di Rumah, Aman, Murah, dan Efektif
Faktor Gaya Hidup Modern yang Memicu Pubertas Dini
Selain faktor medis dan genetik, gaya hidup modern juga berperan besar dalam meningkatnya kasus pubertas dini.
Sebuah studi berjudul “Association between Healthy Lifestyle Pattern and Early Onset of Puberty” dari Cambridge University Press menemukan bahwa anak dengan gaya hidup sehat memiliki risiko 53% lebih rendah mengalami pubertas dini dibanding anak dengan gaya hidup buruk.
Beberapa faktor gaya hidup yang bisa memicu pubertas dini antara lain:
-
Obesitas (kelebihan berat badan).
Lemak tubuh yang berlebih dapat mempercepat produksi hormon estrogen. -
Kurang tidur kronis.
Anak yang tidur kurang dari 9 jam per hari memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan hormon. -
Paparan asap rokok.
Menurut penelitian, paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko pubertas dini hingga 6,5 kali lipat. -
Paparan disruptor endokrin.
Bahan kimia dari plastik, kosmetik, atau makanan olahan dapat mengganggu sistem hormon anak. -
Faktor keluarga dan stres emosional.
Anak yang hidup dalam lingkungan stres tinggi, seperti kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), juga lebih rentan mengalami pubertas dini.
Dokter Spesialis Anak dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH juga menegaskan hal ini melalui akun X (Twitter)-nya @mestyariotedjo.
Ia menulis,
“Kenapa anak sekarang cepat pubertas? Faktor risikonya obesitas, tidur kurang dari 9 jam/hari, paparan asap rokok, disruptor endokrin, ibu pubertas dini, atau adanya KDRT.”
Ciri-Ciri Anak Mengalami Pubertas Dini
Orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan tanda-tanda berikut lebih awal dari usia normal:
Sumber: