Depresi pada Pria Sering Tak Disadari: Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Pria Depresi-ilustrasi-
DISWAYKALTENG.ID - Depresi merupakan gangguan mental serius yang bisa memengaruhi cara seseorang berpikir, berperilaku, dan menjalani hidup.
Namun, pada pria, kondisi ini sering kali tidak terdeteksi atau bahkan diabaikan.
Bukan karena pria lebih kuat, melainkan karena faktor sosial dan budaya yang membentuk cara mereka memandang emosi dan kelemahan.
Sejak kecil, banyak pria diajarkan untuk “tidak menangis”, “tetap tegar”, dan “selalu kuat.”
Pandangan ini membuat mereka menekan perasaan dan sulit mengenali tanda-tanda depresi yang sebenarnya mereka alami.
Mengapa Depresi pada Pria Sering Tak Terlihat?
BACA JUGA:5 Kesalahan Feng Shui di Kamar Tidur yang Bisa Ganggu Energi Positif dan Kualitas Tidurmu
Dilansir dari Well San Francisco, budaya maskulinitas tradisional membuat banyak pria menghindari ekspresi emosi. Mereka enggan terlihat rapuh dan memilih menyembunyikan kesedihan di balik kesibukan, amarah, atau perilaku impulsif.
Depresi pada pria pun jarang muncul dalam bentuk menangis atau merasa sedih terus-menerus, seperti yang sering terlihat pada wanita. Sebaliknya, gejalanya bisa berupa hilangnya semangat, mudah marah, hingga penurunan gairah hidup.
Karena tidak memahami tanda-tandanya, banyak pria menganggap dirinya hanya “lelah” atau “stres kerja”, padahal sedang mengalami depresi.
Gejala Depresi pada Pria yang Perlu Diwaspadai
Menurut Harvard Health Publishing, pria cenderung menampilkan gejala depresi yang berbeda dari wanita. Berikut beberapa tanda umum yang sering diabaikan:
-
Mudah Marah dan Iritabilitas
Depresi sering muncul dalam bentuk emosi negatif seperti cepat tersinggung, marah tanpa alasan jelas, atau menunjukkan sikap agresif terhadap orang lain. -
Perilaku Berisiko
Penyalahgunaan alkohol, narkoba, mengemudi ugal-ugalan, atau melakukan aktivitas ekstrem tanpa pikir panjang bisa menjadi bentuk pelarian dari tekanan emosional. -
Keluhan Fisik Tanpa Sebab Jelas
Pria sering mengekspresikan depresinya melalui gejala fisik seperti sakit kepala, nyeri otot, gangguan pencernaan, atau disfungsi seksual. -
Menarik Diri dari Lingkungan Sosial
Menghindari pertemuan sosial, jarang berkomunikasi dengan teman, dan memilih untuk menyendiri bisa menandakan adanya gangguan mental. -
Kehilangan Motivasi dan Minat Hidup
Tidak lagi menikmati hobi, kehilangan semangat bekerja, dan berkurangnya minat seksual merupakan sinyal kuat dari depresi.
Depresi Pria Sering Diabaikan, Dampaknya Fatal
Studi menunjukkan bahwa sekitar 12 persen pria mengalami depresi seumur hidup, namun sebagian besar tidak mencari bantuan profesional. Stigma bahwa “depresi adalah kelemahan” membuat banyak pria memilih diam.
Akibatnya, banyak dari mereka mencoba mengatasi depresi dengan cara yang salah — bekerja berlebihan, menggunakan alkohol, atau melarikan diri dari hubungan sosial.
Yang lebih mengkhawatirkan, angka bunuh diri pada pria empat kali lebih tinggi dibandingkan wanita. Kondisi ini memperlihatkan betapa seriusnya dampak depresi yang tidak tertangani dengan baik.
Cara Mengatasi dan Menghapus Stigma Depresi pada Pria
Menurut Mayo Clinic, langkah pertama untuk melawan depresi adalah mengenali bahwa kondisi ini bukan tanda kelemahan, melainkan penyakit yang bisa diobati. Saat ini, tersedia berbagai platform daring dan konseling online yang dapat diakses tanpa rasa malu atau takut dihakimi.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
-
Berani bercerita kepada orang terdekat atau profesional kesehatan mental.
-
Mencari terapi atau konseling, baik secara tatap muka maupun online.
-
Menjaga rutinitas sehat, termasuk tidur cukup, olahraga, dan pola makan seimbang.
-
Menghindari pelarian destruktif seperti alkohol atau obat-obatan.
Dukungan dari keluarga dan teman juga sangat penting. Mengingatkan bahwa menunjukkan emosi bukanlah kelemahan, melainkan bentuk keberanian, bisa membantu pria lebih terbuka terhadap kesehatan mentalnya.
Sumber: