DISWAYKALTENG.ID - PT PLN (Persero) bikin gebrakan besar! Bukan cuma soal listrik rumah tangga, tapi kali ini menyangkut masa depan energi nasional.
PLN secara resmi mengumumkan rencana besar mereka untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan total kapasitas mencapai 7.000 megawatt (MW) hingga tahun 2040.
Yap, kamu nggak salah baca 7.000 MW! Ini bukan angka main-main, dan jelas akan jadi momen bersejarah dalam transisi energi Indonesia menuju era rendah karbon.
Sudah Masuk RUPTL 2025-2034
Rencana ini sudah dikunci rapat dalam Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru untuk periode 2025-2034. Menurut Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, PLTN pertama di Indonesia ditargetkan sudah beroperasi pada tahun 2032 dengan kapasitas awal 500 MW.
"RUPTL sudah meminta di akhir periode nuklir harus jadi. Kalau dilihat di penghujung tahun 2034, nuklir sudah masuk minimal 500 MW," ungkap Suroso dalam acara Net Zero Summit 2025, Sabtu (26/7).
Target Besar: 7.000 MW pada 2040
Tapi ternyata, itu baru awal. Jika melihat peta jalan energi PLN sampai 2040, pembangkit listrik tenaga nuklir akan ditingkatkan hingga 7.000 MW. Suroso menjelaskan bahwa nuklir bakal menjadi pilar utama dalam transisi menuju energi rendah karbon.
"Kalau itu ditarik mundur lagi ke 2040, itu chart-nya yang kedua dari kanan ada bawah warna abu-abu itu, akan kita bangun 7000 MW," jelasnya.
PLTN ini bukan hanya proyek gagah-gagahan, tapi bagian dari komitmen Indonesia untuk menekan emisi karbon dan memenuhi target net zero emission.
Lokasi PLTN: Sumatera dan Kalimantan
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga ikut buka suara. Ia menyatakan bahwa dua lokasi sudah disiapkan untuk pembangunan PLTN pertama, Sumatera dan Kalimantan. Masing-masing akan memiliki kapasitas 250 MW, total 500 MW, dan siap masuk sistem transmisi listrik nasional pada 2032.
"Ini ya (PLTN) Sumatera, 250 MW. Satu lagi di Kalimantan. Jadi 2 ya, di Sumatera sama di Kalimantan nuklir ini," ungkap Bahlil saat konferensi pers, dikutip Selasa (27/5).
Prosesnya pun sudah dikaji secara matang. Bahlil memastikan bahwa rencana ini bukan hanya ambisi belaka. Proyek akan mulai digarap paling lambat tahun 2027, mengingat waktu pembangunan PLTN bisa memakan waktu 4 hingga 5 tahun.
"Jadi mungkin pembangunannya itu kan 4-5 tahun, mungkin 2027 sudah mulai on kerjanya. Tapi kita mulai dengan small dulu. 250-250 MW. Kalau ini sudah bagus, baru kita mainkan," bebernya.
Tender Terbuka untuk Swasta
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-23 Tembus Final ASEAN U-23 Championship 2025, Siap Reuni Panas Lawan Vietnam
Menariknya, proyek PLTN ini juga bisa dibuka untuk lelang atau tender. Pemerintah bersama PLN membuka kemungkinan bagi Independent Power Producer (IPP) atau pembangkit swasta untuk ikut ambil bagian dalam proyek raksasa ini.
Dengan kata lain, peluang ini terbuka lebar untuk investor dalam dan luar negeri yang ingin masuk ke bisnis energi nuklir Indonesia.
Indonesia Siap Masuki Era Baru Energi
Dengan langkah ambisius PLN ini, Indonesia resmi memulai langkah serius menuju masa depan energi yang bersih, berkelanjutan, dan rendah karbon. Pembangunan PLTN bukan hanya soal suplai listrik, tapi juga bagian dari strategi besar menghadapi krisis iklim dan mendukung pertumbuhan ekonomi hijau.